| No | Lokasi Pengamatan | Ketinggian Terakhir | Lokasi | Kab/Kota | DAS Polder | Selisih Waktu Dengan Saat ini | Ketinggian Hari Ini | Curah Hujan 1 Minggu | Curah Hujan 1 Bulan | Curah Hujan 1 Tahun |
|---|
Posko Banjir
Portal data
Sinarji
UP4
SIGA
Mobile App TMA
E-Monev
Penomoran Surat
SPP/SPM
Mail Merge
Sistem Mail Merge
Dinas Sumber Daya Air
Sistem Mail Merge
Suku Dinas Sumber Daya Air
Sistem Penomoran Surat
Dinas Sumber Daya Air
Sistem Penomoran Surat
Suku Dinas Sumber Daya Air
Foto Ilustrasi
Sanitasi merupakan hal penting bagi kehidupan kesehatan manusia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan, sanitasi adalah upaya mengawasi dan mengendalikan faktor lingkungan fisik yang berdampak kepada kehidupan manusia. Tujuan dari sanitasi lingkungan untuk mencegah timbulnya penyakit serta menjaga lingkungan agar tetap bersih, sehat, dan nyaman melalui penyediaan air bersih, pembuangan limbah yang aman, penyediaan jamban yang higienis, dan pengelolaan sampah.
Kemudian, jenis pengelolaan air limbah domestik terbagi menjadi dua sistem, yaitu On-site dan Off-site. Sistem On-site adalah pengolahan air limbah domestik yang dilakukan secara langsung di sumbernya. Contohnya seperti septic tank di rumah tangga. Dalam sistem On-site, septic tank perlu dilakukan penyedotan lumpur tinja secara berkala menuju ke Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) untuk menjamin pengelolaan yang aman bagi lingkungan. Sedangkan, sistem Off-site menggunakan jaringan perpipaan yang mengalirkan air limbah domestik menuju ke Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD) secara terpusat. Sistem ini umumnya diterapkan di kota-kota besar dengan infrastruktur yang lebih maju.
Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Sistem pengelolaan air limbah On-site cocok untuk daerah dengan kepadatan rendah dan lahan cukup luas. Sedangkan, sistem pengelolaan air limbah Off-site lebih efisien di kawasan perkotaan padat penduduk, dengan dukungan infrastruktur yang memadai.
Sebagai kota besar dengan kepadatan penduduk tinggi, Jakarta memiliki tantangan besar dalam pengelolaan sanitasi. Sebagian besar rumah tangga di Jakarta masih menggunakan sistem On-site, yaitu dengan septic tank, namun tidak semuanya memenuhi standar teknis. Banyak septic tank yang terindikasi bocor karena jarang disedot atau bahkan tidak pernah disedot. Padahal kondisi ini mengindikasikan adanya kebocoran pada septic tank yang menyebabkan air limbah domestik langsung meresap ke dalam tanah atau langsung melimpas ke saluran air sehingga mencemari air dan air tanah.
Di beberapa wilayah padat penduduk di Jakarta kerap terlihat saluran air yang selalu tergenang akibat air limbah domestik yang langsung dibuang ke saluran. Saluran air yang kotor dan tergenang ini menjadi sumber berkembang biaknya serangga, seperti nyamuk dan lalat yang membawa bakteri. Kondisi ini akan memperparah risiko penyakit menular, terutama di musim hujan ketika sistem drainase menjadi tidak dapat berfungsi optimal.
Oleh karena itu, sanitasi harus menjadi perhatian untuk keberlangsungan hidup manusia. Jika sanitasi buruk, akan menjadi sumber penyebaran penyakit berbasis lingkungan, seperti diare, kolera, dan tifus. Karena disebabkan oleh limbah manusia yang tidak dikelola dengan baik sehingga lingkungan menjadi tercemar.
Sanitasi merupakan tanggung jawab seluruh elemen masyarakat, bukan hanya urusan pemerintah atau lembaga terkait. Dengan memastikan fasilitas sanitasi rumah tangga berfungsi baik, tidak membuang sampah ke saluran air, serta mendukung program pemerintah dalam pembangunan sistem sanitasi terpadu, kita turut menjaga kesehatan lingkungan dan masyarakat.
Mari mulai dari hal kecil, seperti rutin menyedot septic tank paling lama 3 tahun sekali, menjaga kebersihan air, dan tidak membuang limbah sembarangan. Lingkungan yang bersih bukan hanya mencerminkan budaya sehat, tetapi juga menjadi investasi bagi generasi masa depan.
Komentar