No | Lokasi Pengamatan | Ketinggian Terakhir | Lokasi | Kab/Kota | DAS Polder | Selisih Waktu Dengan Saat ini | Ketinggian Hari Ini | Curah Hujan 1 Minggu | Curah Hujan 1 Bulan | Curah Hujan 1 Tahun |
---|
Ilustrasi - Rumah Pompa Kali Asin
Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta melakukan serangkaian upaya untuk mengantisipasi potensi banjir di Jakarta. Salah satu langkah yang dilakukan ialah dengan menyiagakan pompa pengendali banjir, baik itu pompa stasioner maupun pompa mobile.
Pompa Pengendali Banjir
Berdasarkan data hingga 30 Juni 2025, tercatat ada 602 unit pompa stasioner yang tersebar di 205 lokasi, di antaranya:
Kemudian terdapat 573 unit pompa mobile yang tersebar di lima wilayah administrasi Jakarta.
Pompa stasioner berfungsi membantu mengalirkan air yang tidak dapat mengalir secara gravitasi. Hal ini karena sebagian wilayah DKI Jakarta berada di bawah permukaan laut.
Sedangkan pompa mobile berfungsi untuk mempercepat penanganan genangan yang terjadi di jalan besar, pemukiman maupun area yang tidak terdapat pompa stasioner. Dengan adanya pompa mobile ini diharapkan agar genangan yang terjadi di suatu lokasi bisa cepat tertangani.
Pengerukan
Selain penyiagaan sarana dan prasarana, upaya pengendalian banjir juga dilakukan dengan melakukan pengerukan waduk/situ/embung serta sungai/kali.
Berdasarkan data hingga 30 Juni 2025, volume pengerukan di sungai/kali dan waduk/situ/embung yang dilakukan di 5 kota administrasi Jakarta telah mencapai 388.484 meter kubik (M3).
Adapun pengerukan dilakukan di 200 titik dengan rincian sebagai berikut:
Pengerukan dilakukan dengan mengangkut sedimen lumpur yang mengendap di badan air yang bertujuan untuk memaksimalkan kembali daya tampung kali/sungai maupun waduk/situ/embung.
Pengerukan di waduk/situ/embung dilakukan dengan mengangkut sedimen lumpur yang mengendap untuk memaksimalkan kembali daya tampung waduk/situ/embung.
Sementara pengerukan sungai/kali penting untuk menghilangkan sedimen, sampah, dan polutan, memperlancar aliran air, mencegah banjir, serta menjaga kesehatan lingkungan dan ekosistem sungai.
Ketika sungai/kali dikeruk, kedalamannya akan kembali seperti semula, memungkinkan air mengalir dengan lancar, bahkan saat volume air meningkat akibat hujan deras. Dengan demikian, risiko banjir dapat diminimalkan.
Komentar