Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung bersama jajaran mengunjungi bilik pameran Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta pada acara Jakarta Arsitektur Festival (JAF) 2025 di Blok M Hub, Jakarta Selatan, Kamis 16 Oktober 2025.Gubernur yang mengenakan batik tampak antusias memperhatikan kolase gambar dan maket infrastruktur pengendali banjir yang dijelaskan oleh Koordinator Sobat Air Jakarta John William Chandra.Melalui pameran ini, Dinas SDA ingin menyampaikan pesan tentang masa depan air dan ruang publik Jakarta.Kegiatan ini juga sekaligus sebagai edukasi dan sosialisasi agar masyarakat dapat lebih mengenal ruang biru Jakarta, tempat air, alam dan manusia bisa hidup berdampingan.Jakarta Architecture Festival 2025 diselenggarakan oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta. Mengusung tema 'Reimagining Space’, kegiatan ini digelar di Blok M Hub pada 16-26 Oktober 2025.Selain Dinas SDA, pameran ini juga diikuti oleh sejumlah OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) DKI Jakarta seperti; Dinas Cipta Karya, Tata Ruang Dan Pertanahan (DCKTRP) DKI dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) DKI Jakarta.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta menggagas Proyek Strategis Nasional (PSN) pengendalian banjir bernama JAKTIRTA Project.Proyek ini menghadirkan berbagai macam infrastruktur pengendalian banjir yang terdiri dari pembangunan sistem polder, sarana dan prasarana kali/sungai serta pembangunan embung/waduk sebagai sistem pengelolaan terpadu untuk mengatur limpasan, menyerap dan menyalurkan air secara presisi.“Melalui proyek ini, sistem polder, kali/sungai, embung/waduk tidak hanya dibangun sebagai penahan banjir, tetapi juga sebagai ruang peradaban baru di mana masyarakat bisa beraktivitas, tinggal, dan berinteraksi secara harmonis dengan air,” kata Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum dalam keterangan resminya.PolderPembangunan infrastruktur banjir ini dilakukan di berbagai wilayah di Jakarta. Untuk polder, pembangunan akan dilaksanakan di 12 lokasi krusial rentan banjir, di antaranya sebagai berikut.Pompa Bulak CabePompa Pegangsaan DuaPompa Cilincing KBNPompa Warung JengkolPompa Kampung Sawah, Rawa TeratePompa Kayu Putih, Rawa TeratePompa AncolPompa IKIPPompa Cempaka PutihPompa CengkarengPompa Mangga Raya GreenvillePompa Daan Mogot (Depag, Km 13, Km 13,5)Pembangunan KaliTerdapat 8 lokasi pembangunan sarana dan prasarana kali/sungai, sebagai berikut:Saluran Penghubung (PHB) LayarKali Cakung LamaKali JatikramatKali AngkeKali PesanggrahanKali GrogolKali Cideng AtasKali Sodetan Sekretaris dan Waduk TomangPembangunan Embung/WadukSebanyak 3 embung/waduk akan dibangun pada JAKTIRTA Project ini, di antaranya:Embung Pondok Labu (Cilandak Marinir)Embung KebagusanWaduk Sunter HuluTentang JAKTIRTAKejadian bencana banjir terus menerus terulang dalam beberapa tahun terakhir. Dimana intensitas curah hujan ekstrem meningkat, membuat Jakarta masih harus menghadapi banjir.Terlebih lagi perubahan iklim beberapa tahun belakang mengakibatkan cuaca semakin tak menentu, curah hujan meningkat setiap tahunnya, dan pergeseran jadwal musim yang membuat Jakarta perlu terus beradaptasi terhadap kondisi ini.Dari kondisi yang dihadapi, Jakarta harus melakukan sebuah pembaharuan demi keberlanjutan kota. Sebuah proyek baru diproyeksikan menjadi solusi jangka menengah bagi pembangunan kota dalam hal pengendalian banjir yang merata dan tersebar di seluruh wilayah Jakarta.Untuk menghadapi tantangan ini, maka akan dilakukan pembangunan infrastruktur pengendali banjir terpadu yang mencakup 3 kluster, yakni pembangunan sistem polder, sarana dan prasarana kali/sungai serta pembangunan embung/waduk.Pembangunan polder dilakukan untuk menangani banjir di daerah yang tidak dapat mengalirkan air secara gravitasi. Pembangunan embung/waduk dilakukan untuk mereduksi debit puncak banjir pada sistem aliran kali. Sementara, pembangunan sarana dan prasarana kali/sungai dilakukan untuk meningkatkan kapasitas sekaligus menata bantaran kali.JAKTIRTA Project merupakan sebuah Proyek Strategis Nasional yang bertumpu pada prinsip keberlanjutan dan koeksistensi antara manusia dan air. Diambil dari 2 (dua) kata, “Jak” (Jakarta) dan “Tīrta” (air), JAKTIRTA Project melambangkan visi tentang hidup berdampingan dengan air, dimulai dari kawasan hulu hingga hilir kota Jakarta.
Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta melakukan serangkaian upaya untuk mengantisipasi potensi banjir di Jakarta. Salah satu langkah yang dilakukan melakukan pengerukan di waduk/situ/embung serta sungai/kali.Berdasarkan data hingga akhir September 2025, volume pengerukan di sungai/kali dan waduk/situ/embung yang dilakukan di 5 kota administrasi Jakarta telah mencapai 590.179 meter kubik (M3).Adapun pengerukan dilakukan di 292 titik dengan rincian sebagai berikut:147 titik di Jakarta Timur 51 titik di Jakarta Barat 22 titik di Jakarta Utara 44 titik di Jakarta Selatan 28 titik di Jakarta PusatPengerukan dilakukan dengan mengangkut sedimen lumpur yang mengendap di badan air yang bertujuan untuk memaksimalkan kembali daya tampung kali/sungai maupun waduk/situ/embung.Pengerukan di waduk/situ/embung dilakukan dengan mengangkut sedimen lumpur yang mengendap untuk memaksimalkan kembali daya tampung waduk/situ/embung.Sementara pengerukan sungai/kali penting untuk menghilangkan sedimen, sampah, dan polutan, memperlancar aliran air, mencegah banjir, serta menjaga kesehatan lingkungan dan ekosistem sungai.Ketika sungai/kali dikeruk, kedalamannya akan kembali seperti semula, memungkinkan air mengalir dengan lancar, bahkan saat volume air meningkat akibat hujan deras. Dengan demikian, risiko banjir dapat diminimalkan.Selain pengerukan, upaya pengendalian banjir juga dilakukan dengan menyiagakan pompa, baik itu pompa stasioner maupun pompa mobile.Berdasarkan data hingga akhir September 2025, tercatat ada 609 unit pompa stasioner yang tersebar di 209 lokasi. Kemudian terdapat 573 unit pompa mobile yang tersebar di lima wilayah administrasi Jakarta.Pompa stasioner berfungsi membantu mengalirkan air yang tidak dapat mengalir secara gravitasi. Hal ini karena sebagian wilayah DKI Jakarta berada di bawah permukaan laut.Sedangkan pompa mobile berfungsi untuk mempercepat penanganan genangan yang terjadi di jalan besar, pemukiman maupun area yang tidak terdapat pompa stasioner. Dengan adanya pompa mobile ini diharapkan agar genangan yang terjadi di suatu lokasi bisa cepat tertangani.
Satu lagi Ruang Terbuka Biru (RTB) bakal hadir di kawasan Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Cipayung, Kota Administrasi Jakarta Timur, adalah Waduk Cilangkap Giri Kencana.Luas keseluruhan yang mencapai 4,5 hektare memungkinkan Waduk Cilangkap Giri Kencana tidak hanya sebagai penampung air. Melainkan juga sebagai RTB multifungsi bagi masyarakat.Ini didukung oleh fasilitas yang akan dihadirkan, di antaranya jogging track mengelilingi waduk untuk mendukung aktifitas olahraga masyarakat, area bermain anak, taman, musala, hingga lapangan basket.Memiliki luas area basah kurang lebih 2,7 hektare, Waduk Cilangkap Giri Kencana ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana pengendali banjir, melainkan juga untuk konservasi dengan area cakupan dari kawasan PHB Cilangkap hingga Agro Wista.Terlebih lagi, Waduk Cilangkap Giri Kencana ini memiliki kapasitas daya tampung 92.000 meter kubik setelah ditingkatkan dari yang sebelumnya sekitar 35.000 meter kubik dengan kedalaman mencapai 6 meter.Pembangunannya dilakukan Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta melalui Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Kota Jakarta Timur, yang mana progressnya hingga 26 September 2025 mencapai 52% dan masih terus berjalan hingga saat ini.“Harapannya setelah waduk terbangung dapat mereduksi debit banjir di sekitar PHB Cilangkap hingga Agro Wisata Cilangkap,” kata Kepala Seksi Pembangunan dan Peningkatan Drainase Sudin SDA Jakarta Timur, Tengku Saugi Zikri.“Selain itu kami harapkan juga Ruang Terbuka Biru multifungsi ini sebagai ruang ketiga yang bermanfaat bagi masyarakat.”
Wilayah utara Jakarta teridentifikasi aman dari potensi banjir rob sepanjang Oktober 2025 ini. Hal ini berdasarkan hasil pemodelan kondisi penurunan tanah, sea level rise, elevasi pesisir, dan pasang surut Teluk Jakarta.Pesisir Jakarta tidak berpotensi mengalami banjir rob karena pasang laut yang rendah, dengan pasang tertinggi 0,53 meter.Wilayah rentan yang tidak berpotensi banjir rob di antaranya:- Kamal Muara- Tanjungan- Muara Angke- Muara Baru- Pasar Ikan- Ancol Marina dan JIS- Tanjung Priok dan Kali Baru- MarundaMeski demikian, potensi banjir rob bergantung pada laju penurunan permukaan tanah serta upaya penanggulangan yang dilakukan.Adapun upaya mitigasi yang dilakukan Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta melalui Suku Dinas SDA Jakarta Utara tetap melakukan penyiagaan serta berbagai upaya antisipasi potensi banjir rob.Penyiagaan Pompa Stasioner, Pompa Mobile dan Pintu AirBerdasarkan data hingga 29 September 2025, tercatat ada 609 unit pompa stasioner yang tersebar di 209 lokasi. Kemudian terdapat 573 unit pompa mobile yang tersebar di lima wilayah administrasi Jakarta.Pompa mobile digunakan untuk menjangkau lokasi banjir/genangan yang tidak bisa dijangkau pompa stasioner.Berikut daftar rumah pompa dan pintu air yang disiagakan:- Pintu Air Marina- Pompa/Polder Kali Asin- Pompa Ancol- Pompa Junction PIK- Pompa Muara Angke- Pompa Pasar Ikan- Pompa TanjunganPenyiagaan Satgas SDADinas SDA juga menyiagakan Satgas (Pasukan Biru) yang siap bergerak jika terjadi banjir rob di pesisir Jakarta. Pasukan Biru ini juga dikerahkan untuk berjaga dan melakukan pemantauan rutin demi memastikan kondisi lapangan tetap terkendali.Pembangunan Tanggul DaruratDinas SDA juga mengambil langkah preventif dengan membangun tanggul darurat dan tanggul mitigasi di titik-titik rawan terjadi banjir rob di antaranya di Jl Mandala Bahari (Green Bay Pluit) dan juga Muara Angke, Jakarta Utara.Pembangunan tanggul tersebut dilakukan sebagai langkah jangka pendek sambil menunggu tuntasnya pembangunan tanggul pengaman pantai National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) Fase A yang direncanakan bakal tuntas pada 2030 mendatang.Pembangunan Tanggul NCICD Fase APembangunan Tanggul National Capital Integrated Coastal Development atau NCICD Fase A merupakan salah satu upaya untuk melindungi pesisir utara Jakarta dari ancaman banjir rob di yang terintegrasi dengan sistem pengendali banjir dan sistem polder sekaligus melakukan penataan kawasan atau pengembangan pesisir pantai Jakarta.Pelaksanaan pembangunan NCICD Fase A ini terbagi melalui Pemerintah Pusat oleh Kementerian PU dan Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air.Khusus untuk Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta, pengerjaan NCICD Fase A berfokus pada area pengaman pantai, garis pantai dan muara kali.Serangkaian langkah antisipasi banjir rob tersebut diharapkan efektif mengantisipasi dan mengatasi potensi limpasnya air laut ke daratan, khususnya di pesisir utara Jakarta, sehingga masyarakat dapat tetap melakukan aktifitasnya sehari-hari.Masyarakat diimbau agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan. Masyarakat juga dapat memantau perkembangan banjir rob melalui laman bpbd.jakarta.go.id/gelombanglaut, Aplikasi JAKI atau menghubungi 112 jika mendapatkan kondisi darurat.
Satgas Pasukan Biru Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta yang tersebar di kota-kota administrasi Jakarta turut melakukan kerja bakti pasca-aksi unjuk rasa yang terjadi sejak sepekan kebelakang.Kerja bakti bersama TNI, Masyarakat dan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di sejumlah titik di Jakarta ini dilakukan pada Minggu (31/8/2025).Kegiatan ini dilakukan untuk menjaga wilayah Jakarta tetap bersih dan kondusif. Kerja bakti ini juga sebagai wujud peran aktif Dinas SDA DKI Jakarta dalam menjaga Jakarta.
Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta membantah informasi di sosial media yang menyebut bahwa pompa pengendali banjir tidak beroperasi ketika hujan turun sehingga menyebabkan genangan ataupun banjir di sejumlah wilayah di Jakarta.Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta memastikan seluruh rumah pompa pengedali banjir di Jakarta beroperasi normal sesuai dengan SOP pada tanggal 28 Agustus 2025. Berdasarkan catatan operasional, pompa stasioner dan pompa mobile di titik-titik rawan genangan tetap aktif sesuai prosedur standar.Mengenai isu modifikasi cuaca (TMC), dapat kami sampaikan bahwa Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta tidak melakukan kegiatan tersebut. Modifikasi cuaca merupakan kewenangan BMKG dan lembaga terkait. Modifikasi cuaca terakhir dilakukan pada tanggal 17-21 Agustus 2025 oleh BPBD DKI Jakarta dengan BMKG dan TNI AU.Masyarakat diimbau tidak mudah percaya pada informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Apabila membutuhkan informasi resmi, silakan mengakses kanal resmi Pemprov DKI Jakarta maupun Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta.Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta akan terus bekerja sama dengan seluruh instansi terkait untuk memastikan sistem pengendalian banjir berjalan optimal. Kami berkomitmen memberikan pelayanan terbaik demi keselamatan dan kenyamanan seluruh warga Jakarta.
Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta melalui Suku Dinas (Sudin) SDA Kota Jakarta Timur akan melakukan pekerjaan Pembangunan Saluran Jacking dan Crossing di Jalan D.I. Panjaitan. Untuk lokasi pekerjaan Saluran Jacking berada di beberapa titik ruas Jalan D.I. Panjaitan mulai dari samping underpass Cawang sampai simpang Kalimalang. Sedangkan pekerjaan Crossing akan dilakukan di depan Unit Pengelola Penyelidikan, Pengujian dan Pengukuran Sumber Daya Air (UP4 SDA) arah Tanjung Priok.Rencananya, pengerjaaan pembangunan saluran jacking secara keseluruhan bakal dilakukan dari tanggal 11 Agustus 2025 sampai dengan 22 Desember 2025 mendatang.Berikut tahapan pengerjaan pembangunan saluran jacking tersebut akan dilakukan:1) Joint Pit 1, starting; pelaksanaan mulai tanggal 11 Agustus - 19 Oktober 2025;Berada di depan Park Hotel; 2) Join Pit 2, arriving; pelaksanaan mulai tanggal 10 September - 16 Oktober 2025;Berada di depan Patria Park; 3) Joint Pit 3, starting; pelaksanaan mulai tanggal 14 Agustus - 22 November 2025; Berada di depan Yodya Karya; 4) Join Pit 4, arriving ; pelaksanaan mulai tanggal 14 Oktober - 22 November 2025; Berada di depan Wika Tower; 5) Joint Pit 5, starting; pelaksanaan mulai tanggal 12 September - 21 Desember 2025; Berada di depan Perumnas; 6) Join Pit 6, arriving; pelaksanaan mulai tanggal 12 November - 21 Desember 2025;Berada di depan Perumnas; 7) Joint Pit 7, starting; pelaksanaan mulai tanggal 21 Agustus - 27 November 2025; Berada di depan Brantas1; 8) Join Pit 8, arriving; pelaksanaan mulai tanggal 30 Agustus-22 Desember 2025; Berada di depan Brantas 2;Selama pekerjaan berlangsung akan terjadi pengurangan/penyempitan badan jalan. Mengingat potensi kemacetan akibat hal tersebut, Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta akan melakukan rekayasa lalu lintas.Sebagai upaya optimalisasi konsistensi lajur selama pekerjaan berlansung, dilakukan pembongkaran separator Transjakarta sepanjang ± 150 sehingga bus Transjakarta menjadi mix traffic dan dipasang kembali setelah pekerjaan selesai.Apabila terjadi kepadatan lalu lintas, u-turn/putaran balik depan gedung Wika Tower akan dilakukan penutupan secara situasional dan dialihkan berputar diatas underpass Cawang.Sementara untuk pembangunan crossing saluran akan dilakukan secara bertahap mulai dari 1 September 2025 sampai dengan 12 Desember 2025 mendatang yang dilakukan hanya di window time yaitu pukul 22.00 WIB-04.00 WIB, kemudian pada pagi hari area pekerjaan ditutup plat dan dapat dilintasi kendaraan.Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meminta maaf jika pekerjaan pembangunan saluran ini mengganggu kenyamanan. Para pengguna jalan juga diimbau agar menghindari ruas jalan tersebut dan dapat menyesuaikan pengaturan lalu lintas yang ditetapkan, mematuhi rambu–rambu lalu lintas, petunjuk petugas di lapangan serta mengutamakan keselamatan di jalan.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung meninjau Rumah Pompa Waduk Pluit, Kec. Penjaringan, Jakarta Utara, pada Selasa (29/7/2025). Peninjauan ini dilakukan untuk melihat mekanisme antisipasi dan pencegahan banjir yang dilakukan di Rumah Pompa Waduk Pluit.Rumah Pompa Waduk Pluit berperan penting dalam pengendalian banjir di Jakarta, khususnya di kawasan vital seperti Istana Negara dan sekitarnya. Ia pun memastikan rumah pompa ini dapat beroperasi secara optimal.“Ini adalah waduk yang paling prioritas utama dan termasuk ada tiga pompa di sini yang melayani daerah VVIP, termasuk Istana Negara dan sebagainya. Saya ingin melihat persiapan kalau kemudian ada peristiwa banjir,” ucap Gubernur Pramono Anung.Waduk Pluit sendiri memiliki luas 80 hektare dengan daerah tangkapan air mencapai hampir 2.400 hektare. Pramono merinci, Waduk Pluit mempunyai tiga pompa besar dengan total kapasitas sebanyak 39 meter kubik per detik. Ia pun meminta jajaran Dinas Sumber Daya Air dan Dinas Lingkungan Hidup untuk melakukan perawatan terhadap infrastruktur pengendalian banjir, agar dapat bekerja secara optimal saat musim hujan. “Inilah sebenarnya wajah Jakarta itu, terutama untuk VVIP akan terdampak atau tidak, kalau ada banjir di Jakarta sebenarnya monitornya ada di sini,” tuturnya.