Berita & Artikel

Wagub Terpilih Rano...

JAKARTA - Wakil Gubernur (Wagub) Terpilih, Rano Karno, bersama Tim Transisi Bidang Kebijakan Lingkungan Hidup, Prof Firdaus, mengunjungi Rumah Pompa Waduk Pluit di Jalan Muara Baru Ujung, Kel. Penjaringan, Kec. Penjaringan, Jakarta Utara, pada Kamis (13/2/2025). Wagub Terpilih disambut Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA), Ika Agustin Ningrum beserta jajaran.Setibanya di lokasi, Wagub Rano Karno langsung diajak berkeliling rumah pompa, mulai dari ruang pompa, ruang panel, hingga balkon yang menghadap langsung ke laut. Plt. Kadis SDA memaparkan pentingnya Rumah Pompa Waduk Pluit sebagai salah satu infrastruktur pengendali banjir Jakarta.Wagub Rano Karno menilai bahwa Rumah Pompa Waduk Pluit merupakan salah satu benteng pertahanan banjir Jakarta. Sebab menurutnya, Rumah Pompa Waduk Pluit memiliki kapasitas yang besar sehingga diharapkan efektif mengatasi banjir, khususnya di utara Jakarta.Pemeran ‘Doel’ dalam Sinetron ‘Si Doel Anak Sekolahan’ ini juga mengajak masyarakat turut menjaga infrastruktur pengendali banjir Jakarta agar dapat bekerja efektif.

Pembersihan Materia...

Satuan Tugas (Satgas) Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jakarta bersama Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) melakukan pembersihan material tanah yang berserakan di Jalan RE Martadinata, Kel. Papanggo, Kec. Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Minggu (16/2/2025). Pembersihan dilakukan untuk mengurangi debu yang mengganggu pengendara serta untuk keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan. Pembersihan di lokasi tersebut sekaligus menindaklanjuti laporan warga yang mengeluh adanya lumpur dan tanah, serta debu akibat dari proyek pembangunan Jalan Tol Harbour Road.Adapun pembersihan dilakukan dengan menyemprotkan air mulai dari bawah flyover Jalan Tol Pelabuhan hingga simpang tiga Jalan RE Martadinata dan Jalan Sunter Permai Raya.Saat ini kondisi jalan sudah kembali normal, tidak ada lumpur maupun tanah yang berserakan. Sehingga, pengendara sudah bisa melintas dengan aman dan nyaman.Untuk diketahui, Ruas Jalan RE Martadinata sebelumnya dikabarkan berdebu imbas tanah berserakan di jalan. Material tanah kering itu tercecer sekitar 200 meter, dimulai dari di bawah fly over Jalan Tol Pelabuhan hingga simpang tiga Jalan RE Martadinata dan Jalan Sunter Permai Raya. Lokasi jalan yang berdebu ini dekat dengan Jakarta International Stasium (JIS), jaraknya kurang lebih 50 meter. Namun akses jalan dekat JIS tak ada material tanah yang berserakan.Material tanah kering itu menumpuk di sisi kanan dan kiri jalan menyebabkan debu tanah, terlebih saat kendaraan besar seperti kontainer dan bus melintas. Debu tanah itu juga mengganggu pengguna jalan karena sejumlah pengendara sepeda motor harus mengurangi kecepatannya akibat jarak pandang yang terbatas.

Tekan Risiko Banjir...

JAKARTA TIMUR - Suku Dinas Sumber Air (Sudin SDA) Kota Administrasi Jakarta Timur membangun 9 unit pintu air sepanjang tahun 2024. Pembangunan waduk ini dilakukan agar risiko banjir dan genangan di area pemukiman di wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur berkurang. Adapun pembangunan pintu air ini difokuskan pada outlet embung atau waduk guna mengatur debit air yang mengalir ke saluran penghubung (Phb) atau kali."Keberadaan pintu air ini untuk mengatur debit saluran air yang melintas di pemukiman warga. (Jadi), ketika hujan deras, air ditampung di embung atau waduk dan ketika reda atau kemarau dilepas ke saluran air," kata Kepala Seksi Pembangunan dan Peningkatan Drainase Sudin SDA Jakarta Timur Tengku Saugi Zikri.Dengan pengaturan debit air melalui pintu air ini, kata Saugi, diharapkan genangan di pemukiman warga bisa diatasi, karena debit saluran air dapat diatur sesuai kebutuhan dan kondisi di lapangan.Berikut 9 lokasi pembangunan pintu air tersebut, di antaranya:- Outlet dan saluran Embung Sejuk , Cilangkap;- Pintu air di Kolam Olak Komplek Diskum RW 012 (Dekat Rumah Pompa Cipinang Indah, Cipinang Muara;- Pintu Air dan Kolam Olak RT 003 RW 016, Kayu Putih;- Pintu Air Jl Dato Tonggara RT 016 RW 011 (Gg Hj Sairi) Kali Cipinang, Kramat Jati;- Pembangunan Pintu Air Saluran Outlet Embung Cenderawasih, Ciracas;- Pembangunan Pintu Air PHB Caglak Menuju Kali Cipinang (Inlet Waduk Cimanggis), Cibubur;- Pembangunan Pintu Air dan Kolam Olak Saluran PHB Jl Rawamangun Muka Selatan Komplek Rumah Negara Bea Cukai, Pisangan Timur;- Pintu Air dan Kolam Olak Outlet Saluran Embung Markas Satuan Gupusran Puspalad, Cakung Barat;- Pintu Air RW 003 Taman Kampung Jati, Kelurahan Rambutan.

Ini Langkah Dinas S...

JAKARTA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta terus berupaya mengantisipasi dampak curah hujan yang tinggi dengan melakukan berbagai inovasi pengendalian banjir. Program penanganan banjir tersebut telah disusun melalui rencana aksi roadmap yang akan menjadi landasan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045.“Upaya penanganan banjir di Jakarta dilakukan di antaranya dengan membangun infrastruktur pengendali banjir, seperti waduk/embung, perkuatan tanggul kali, pembangunan sistem polder/pompa, serta peningkatan kapasitas drainase kawasan,” kata Plt. Kepala Dinas SDA Ika Agustin Ningrum.Pengerukan Waduk/Situ/Embung dan Kali/SungaiDinas SDA rutin melakukan pengerukan di kali, waduk, dan saluran air untuk mengangkat sedimen lumpur, sehingga kapasitas saluran tetap optimal dalam menampung air. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalkan genangan saat musim hujan. Sepanjang tahun 2024, progres pengerukan sedimen waduk/situ/embung serta saluran di 5 kota administrasi sudah mencapai 1.134.516 meter kubik (m3). Yang mana sebanyak 650.103 m3 merupakan sedimen pengerukan waduk/situ/embung. Kemudian total pengerukan kali/sungai sebanyak 305.664 m3 dan pengerukan saluran tersier atau penghubung (PHB) totalnya 178.748 m3.Sarana Prasarana DinasLebih lanjut, Dinas SDA memiliki 593 unit pompa stasioner yang tersebar di 202 lokasi dan 557 unit pompa mobile yang tersebar di lima wilayah administrasi Jakarta. Pompa mobile digunakan untuk menjangkau lokasi banjir/genangan yang tidak bisa dijangkau pompa stasioner. Kemudian terdapat 3.962 personil (Petugas Pengendali Banjir dan Pengelolaan Pantai) personel pasukan biru  yang disiagakan di lapangan juga dilakukan sebagai langkah mitigasi banjir.Perkuatan Tanggul KaliSelain itu, Dinas SDA juga memasang sheet pile atau tanggul di sisi kali/sungai. Pemasangan tanggul bertujuan untuk menanggulangi tanah longsor di sekitar kali/sungai. Sheet pile yang telah dibangun seperti di Kali Pesanggrahan, Jakarta Barat dan Kali Sunter segmen Pompa Pulomas, Jakarta Utara.Pembangunan Tanggul Pengaman Pantai (NCICD)Untuk mengatasi banjir rob karena pasang laut di wilayah pesisir Utara Jakarta, peabangunan tanggul pengaman pantai National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) Fase A terus dipercepat. Optimalisasi operasional sarana dan prasarana pengendali banjir juga terus dilakukan, seperti penyiagaan rumah pompa, pintu air, alat berat, serta pemeliharaan/perawatan agar dapat bekerja secara maksimal saat kondisi pra maupun saat penanganan banjir.Pembangunan Infrastruktur Pengendali BanjirPada tahun 2024, terdapat 5 polder/pompa yang sedang dibangun dan 2 lokasi pompa stasioner yang direvitalisasi. Kemudian terdapat 8 waduk/embung yang dibangun dengan rincian 6 waduk/embung merupakan pembangunan lanjutan dan 2 waduk/embung baru.Adapun 5 polder/pompa tersebut, yaitu Polder/Pompa Sunter C, Polder/Pompa Gaya Motor, Polder/Pompa Kali Sepatan (KBN), Polder/Pompa IKPN, dan Polder/Pompa RW 13 (Greenville). Sementara, revitalisasi dilakukan di 2 lokasi pompa yaitu Pompa Stasioner Jl. Tanjung Duren Raya-Jl. Letjen S. Parman, Jakarta Barat, dan Pompa Stasioner Taman BMW, Jakarta Utara.Rincian 6 lokasi pembangunan waduk/embung lanjutan yaitu Waduk Marunda, Waduk Dukuh 2, Waduk Munjul, Waduk Cilangkap, Revitalisasi Embung Kaja, dan Penyelesaian Embung Pekayon. Sementara waduk/embung yang baru dibangun tahun ini yaitu Embung SDN 01 Petukangan Selatan dan Embung Jl. Pemuda Srengseng Sawah.Kemudian untuk pembangunan NCID Fase A dilakukan di Kawasan Muara Angke, Pantai Mutiara, Sunda Kelapa Kelapa-Ancol Barat, dan Kali Blencong (Kawasan Cilincing-Marunda). Selain itu, dibangun pula pompa dan pintu air di muara sungai, serta sistem monitoring dan early warning system banjir rob.

Apa Itu Sistem Pold...

JAKARTA – Berbicara soal banjir tak lepas dari infrastruktur pengendali banjir seperti waduk/embung dan saluran drainase. Namun ternyata ada salah satu sistem lagi yang punya peran penting untuk mengendalikan banjir Jakarta, ialah sistem polder.Lantas, apa itu polder? Dan bagaimana sistem ini bekerja? Sistem polder adalah suatu cara penanganan banjir dengan kelengkapan bangunan sarana fisik, yang meliputi saluran drainase, kolam retensi, pompa air, yang dikendalikan sebagai satu kesatuan pengelolaan. Sistem polder merupakan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya air yang efektif untuk mengatasi masalah banjir, mengatur drainase, dan memanfaatkan lahan di daerah rendah. Teknologi ini menjadi solusi di wilayah pesisir atau dataran rendah yang rentan terhadap genangan air akibat pasang surut laut atau meluapnya sungai.Dengan menggunakan dinding polder, pompa air, saluran drainase, dan pintu air, sistem ini memungkinkan area rendah tetap kering sehingga dapat dimanfaatkan untuk pemukiman, pertanian, atau infrastruktur lainnya.Untuk mendukung operasionalnya, sistem polder ini terdiri beberapa komponen sebagai berikut:Tanggul keliling dan atau pertahanan laut (Sea Defence) atau konstruksi isolasi lainnyaSistem drainase lapangan (Field Drainage System)Sistem pembawa (Conveyance System)Kolam penampung dan stasiun pompa (Outfall System)Badan air penerima (Recipient Waters)Dengan sistem polder, maka lokasi rawan banjir akan dibatasi dengan jelas, sehingga elevasi muka air, debit dan volume air yang harus dikeluarkan dari sistem dapat dikendalikan. Oleh karena itu, sistem polder disebut juga sebagai sistem drainase yang terkendali.Sistem ini dipakai untuk daerah-daerah rendah dan daerah yang berupa cekungan, ketika air tidak dapat mengalir secara gravitasi. Agar daerah ini tidak tergenang, maka dibuat saluran yang mengelilingi cekungan. Air yang tertangkap dalam daerah cekungan itu sendiri ditampung di dalam suatu waduk, dan selanjutnya dipompa ke kolam tampungan.

Dikunjungi Komisi D...

JAKARTA – Komisi D DPRD DKI Jakarta menilai kehadiran Rumah Pompa Polder Kamal di Jalan Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, dinilai efektif mengurangi dampak banjir rob di kawasan tersebut. Hal ini disampaikan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Yuke Yurike saat berkunjung ke Rumah Pompa Polder Kamal, Rabu (15/1/2025).Yuke dan anggota Komisi D merasakan langsung keberadaan Rumah Pompa Polder Kamal yang telah memberi dampak signifikan dalam pengendalian banjir rob sejak 2024.“Alhamdulillah, disampaikan dengan adanya rumah polder ini, dari 2024 ini lumayan mengurangi rob. Kita lihat langsung sekarang kondisinya rob, tetapi kita rasakan langsung manfaatnya di sini (tidak banjir),” ucapnya.Lebih jauh ia menjelaskan bahwa kunjungan jajaran Komisi D DKI Jakarta ini dalam rangka memantau pengendalian banjir rob, khususnya di wilayah pesisir Jakarta. Kunjungan ini juga menjadi momen untuk membahas rencana pengembangan polder di wilayah lain yang belum sepenuhnya tercakup, seperti di bagian barat, tengah, dan timur Jakarta.“Kita berharap nanti lebih banyak, dan kita ada rencana pembuatan polder lagi khususnya wilayah yang belum tercover,” kata Yuke.Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum menjelaskan, upaya pengembangan polder ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas penanganan banjir rob di seluruh wilayah Jakarta. Termasuk juga pembangunan beberapa waduk di bagian utara Jakarta.“Polder ini (Polder Kamal) saja bisa menyedot 30 meter kubik per detik, dan ke depan apabila waduk sudah jadi maka akan makin efektif pengendalian banjir kita,” katanya.Kedepannya, Dinas SDA akan menjadikan Rumah Pompa Polder Kamal ini sebagai pusat edukasi penanganan banjir rob di wilayah pesisir Jakarta. Pusat edukasi ini dirancang agar masyarakat, terutama anak-anak sekolah, dapat belajar langsung mengenai cara penanganan banjir, khususnya banjir rob.Turut hadir dalam kunjungan tersebut jajaran Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta; Sekretaris Dinas SDA, Hendri; Kepala Bidang Pengendalian Rob dan Pengembangan Kawasan Pesisir Pantai Dinas SDA, Ciko Tricanescoro; Kepala Suku Dinas SDA Kota Administrasi Jakarta Barat, Purwanti Suryandari; Kepala Unit Pengadaan Tanah Dinas SDA, Roedito Setiawan; Kepala Pusat Data dan Informasi Dinas SDA, Nugraharyadi; Ketua Subkelompok Pengembangan Pesisir Pantai Bidang Pengendalian Rob dan Pengembangan Pesisir Pantai, Yursid Suryanegara; Kepala Seksi Pengelolaan Sarana Pengendali Banjir, Air Bersih dan Air Limbah Sudin SDA Jakarta Barat, Wira Yudha Bakti; Kepala Subbagian Tata Usaha Unit Pengadaan Tanah Sumber Daya Air, Ibnu Affan.

Kunjungan Kerja Kem...

JAKARTA - Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta menerima kunjungan kerja Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan ke Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (SPALD) Kampung Rambutan, Jakarta Timur, pada Selasa (14/1/2025).Kunjungan ini dilakukan dalam rangka monitoring penanganan sanitasi dan pengelolaan air limbah atau sewerage di Provinsi DKI Jakarta.Dalam kunjungan kerja ini dilakukan peninjauan langsung terkait langkah-langkah penanganan air limbah serta inovasi dalam pengelolaan sanitasi.Dengan dukungan berbagai pihak, diharapkan program ini dapat memperkuat sistem pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dan mendukung tercapainya Jakarta sebagai kota yang bersih, sehat, dan ramah lingkungan.Adapun kunjungan kerja ini dihadiri Asisten Deputi Infrastruktur Sumber Daya Air dan Pangan Kemenko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Rahman Hidayat beserta jajaran; Plt. Kepala Dinas SDA, Ika Agustin Ningrum; Kepala Bidang Pengelolaan Air Limbah Dinas SDA, Robby Dwi Mariansyah; Kepala Pusat Data dan Informasi, Nugraharyadi; Ketua Subkelompok Peningkatan dan Pengendalian Air Limbah Bidang Pengelolaan Air Limbah Dinas SDA, Glenn Santista beserta jajaran.

Progres Pembangunan...

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) terus melanjutkan pembangunan program strategis National Capital Integrated Coastal Development (NCICD), sebagai upaya penanganan banjir rob di pesisir Jakarta.Tercatat hingga November 2024, tanggul NCICD Fase A yang menjadi kewenangan Pemprov DKI, sudah terbangun sepanjang 8,510 km dari total trase 21 km. Sehingga sisanya ada kurang lebih 12,466 km tanggul yang masih perlu dilanjutkan pembangunannya.Berikut daftar lokasi klaster dan Panjang trase tanggul yang telah terbangun:1. Kamal Muara Pembangunan tanggul sudah selesai dengan total Panjang trase 0,765 km.2. Muara AngkeSepanjang 1,802 km tanggul telah terbangun dari total panjang 3,463 km, di mana pembangunannya ditargetkan bakal rampung pada 2030.3. Pantai MutiaraKlaster ini memiliki panjang trase 1,507 km dengan 0,350 km yang sudah terbangun, sehingga panjang tanggul yang belum terbangun adalah 1,157 km. Adapun pembangunan tanggul sisanya diusulkan dilakukan multi years (MY) 2025-2027.4. Muara Baru – Pantai TimurPada klaster ini, tanggul pengaman pantai telah terbangun secara keseluruhan dengan total sepanjang 4,008 km.5. Sunda Kelapa – Ancol BaratMemiliki total trase 4,875 km. Adapun sepanjang 2,070 km masih dalam tahap konstruksi yang dilakukan multi years (MY) 2024-2025. Kemudian sepanjang 2,805 km masuk ke dalam RIP Sunda Kelapa (Pelindo II).6. Kali BlencongKlaster ini memiliki total trase 4,556 km, dengan sepanjang 1,585 tanggul telah terbangun dan 2,971 km belum terbangun. Selanjutnya, sepanjang 1,746 km dalam tahap konstruksi dengan skema multi years (MY) 2024-2025. Kemudian 1,225 km diusulkan dikerjakan multi years 2025-2027. Tentang NCICDNCICD ini menjadi proyek sinergi Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air dengan total panjang trase kritis sepanjang 39 km.Program NCICD dilatarbelakangi oleh kejadian banjir parah di pesisir tahun 2007 dan informasi dari para peneliti bahwa terjadi penurunan tanah 7,5 cm per tahun, khususnya di wilayah Jakarta Utara. Pemerintah Pusat melakukan studi Strategi Pertahanan Pesisir Pantai atau Jakarta Coastal Defence Strategy (JCDS)  pada tahun 2011, dan terus melakukan pembaharuan konsep pengamanan dan pengembangan pesisir Jakarta dengan membuat masterplan PTPIN/NCICD pada tahun 2014 dengan konsep pentahapan NCICD Fase A (tanggul Pantai dan muara sungai), Fase B (tanggul laut sisi barat) dan Fase C (tanggul laut sisi timur).Pada 2015, Pemerintah Pusat melalui BBWSCC Kementerian PUPR membuat DED Tanggul NCICD Fase A untuk seluruh garis Pantai dan muara sungai, dan selanjutnya bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta untuk membangun tanggul NCICD Fase A pada lokasi-lokasi kritis.Konsep NCICD terus diperbaharui selama beberapa tahun oleh Pemerintah Pusat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan dengan update Perencanaan terbaru pada Masterplan Rencana Perlindungan Banjir Terpadu atau Integrated Flood Safety Plan (IFSP) tahun 2019, dengan konsep pentahapan yang sama yaitu Fase A, B, dan C.Pada 2020, Kementerian PUPR dan Pemprov DKI Jakarta membentuk MoU sinergi pelaksanaan tanggul NCICD Fase A, dengan inventarisasi total panjang lokasi kritis ±46 km, sudah terbangun dari tahun 2015-2019 sepanjang ±13 km, dan sisa yang belum terbangun ±33 km (11 km kewenangan KemenPUPR, 22 km kewenangan Pemprov DKI).Kementerian PUPR memiliki tugas pelaksanaan lokasi Pantai Kamal-Dadap, PIK, Muara Baru, Ancol Hilir, dan Kalibaru-Cilincing. Sementara Pemprov DKI memiliki tugas pelaksanaan Lokasi Kali Kamal, Muara Angke, Pantai Mutiara,Muara Baru Timur, Sunda Kelapa, Tanjung Priok, dan Kali Blencong.

Langkah Dinas Sumbe...

Menghadapi musim penghujan yang cukup deras mengguyur Jakarta beberapa hari terakhir, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus berupaya untuk mengantisipasi dampak yang berpotensi akan terjadi. Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta melakukan berbagai inovasi pengendalian banjir untuk meminimalkan dampak curah hujan yang tinggi.Program penanganan banjir tersebut telah disusun melalui rencana aksi roadmap yang akan menjadi landasan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045.Plt. Kepala Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum menerangkan, upaya penanganan banjir di Jakarta dilakukan di antaranya dengan membangun infrastruktur pengendali banjir, seperti waduk/embung, perkuatan tanggul kali, pembangunan sistem polder/pompa, serta peningkatan kapasitas drainase kawasan.“Pada 2024 ini, terdapat 5 polder/pompa yang sedang dibangun dan 2 lokasi pompa stasioner yang direvitalisasi. Kemudian terdapat 8 waduk/embung yang dibangun dengan rincian 6 waduk/embung merupakan pembangunan lanjutan dan 2 waduk/embung baru,” ucap Ika Agustin Ningrum.Adapun 5 polder/pompa tersebut, yaitu Polder/Pompa Sunter C, Polder/Pompa Gaya Motor, Polder/Pompa Kali Sepatan (KBN), Polder/Pompa IKPN, dan Polder/Pompa RW 13 (Greenville). Sementara, revitalisasi dilakukan di 2 lokasi pompa yaitu Pompa Stasioner Jl. Tanjung Duren Raya-Jl. Letjen S. Parman, Jakarta Barat, dan Pompa Stasioner Taman BMW, Jakarta Utara.Rincian 6 lokasi pembangunan waduk/embung lanjutan yaitu Waduk Marunda, Waduk Dukuh 2, Waduk Munjul, Waduk Cilangkap, Revitalisasi Embung Kaja, dan Penyelesaian Embung Pekayon. Sementara waduk/embung yang baru dibangun tahun ini yaitu Embung SDN 01 Petukangan Selatan dan Embung Jl. Pemuda Srengseng Sawah.Dinas SDA juga rutin melakukan pengerukan di sungai/kali, waduk/embung, dan saluran air untuk mengangkat sedimen lumpur, sehingga kapasitas saluran tetap optimal dalam menampung air. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalkan genangan saat musim hujan.Berdasarkan data hingga 6 Desember 2024, progres pengerukan di 5 kota administrasi sudah mencapai 1.026.879 meter kubik (m3).Di mana sebanyak 587.107 m3 merupakan kubikasi pengerukan waduk/situ/embung. Kemudian untuk pengerukan kali/sungai mencapai 286.284 m3 dan 158.486 m3 untuk pengerukan saluran tersier atau penghubung (PHB).Selain itu, Dinas SDA juga memasang sheet pile atau tanggul di sisi kali/sungai. Pemasangan tanggul bertujuan untuk menanggulangi tanah longsor di sekitar kali/sungai. Sheet pile yang telah dibangun seperti di Kali Pesanggrahan, Jakarta Barat dan Kali Sunter segmen Pompa Pulomas, Jakarta Utara.Untuk mengatasi banjir rob karena pasang laut di wilayah pesisir Utara Jakarta, peabangunan tanggul pengaman pantai National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) Fase A terus dipercepat. Pembangunan NCID Fase A dilakukan di Kawasan Muara Angke, Pantai Mutiara, Sunda Kelapa Kelapa-Ancol Barat, dan Kali Blencong (Kawasan Cilincing-Marunda). Selain itu, dibangun pula pompa dan pintu air di muara sungai, serta sistem monitoring dan early warning system banjir rob.Optimalisasi operasional sarana dan prasarana pengendali banjir juga terus dilakukan, seperti penyiagaan rumah pompa, pintu air, alat berat, serta pemeliharaan/perawatan agar dapat bekerja secara maksimal saat kondisi pra maupun saat penanganan banjir. Penyiagaan Satuan Tugas/Satgas di lapangan juga dilakukan sebagai langkah mitigasi banjir.Berdasarkan data sarana dan prasarana per 25 Oktober 2024, terdapat 593 unit pompa stasioner yang tersebar di 202 lokasi dan 557 unit pompa mobile yang tersebar di lima wilayah administrasi Jakarta. Pompa mobile digunakan untuk menjangkau lokasi banjir/genangan yang tidak bisa dijangkau pompa stasioner. Terdapat 800 unit pintu air di 570 lokasi, 254 unit alat berat, 460 unit dump truck. Kemudian ada 3.962 personil (Petugas Pengendali Banjir dan Pengelolaan Pantai) personel pasukan biru yang disiagakan di lapangan juga dilakukan sebagai langkah mitigasi banjir.
Go To Top