Pilih Sistem GPS Tracking yang ingin diakses Mail Merge Logo GPS Alat Berat Mail Merge Logo GPS Dumptruck Mail Merge Logo GPS Pompa Mobile

Berita & Artikel

Layanan Informasi T...

Dinas SDA mengikuti penilaian E-Monev Keterbukaan Informasi Publik yang diselenggarakan oleh Komisi Informasi Provinsi DKI Jakarta di Jakarta Creative Hub, Jakarta Pusat.Sekretaris Dinas Sumber Daya Air mewakili instansi mempresentasikan penilaian E-Monev Keterbukaan Informasi Publik.Melalui kegiatan ini, Dinas SDA menegaskan langkah nyata untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan informasi publik, agar semakin transparan, mudah diakses, dan bermanfaat bagi warga Jakarta.

Gubernur Pramono Je...

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memutuskan akan melakukan normalisasi di Kali Krukut pada tahun 2026 mendatang. Itu disampaikannya setelah melakukan kunjungan ke salah satu titik aliran Kali Krukut di kawasan Kelurahan Petogogan, Kecamatan Kebayoran Baru, pada Jumat (7/11/2025) kemarin.Tinjauan itu dilakukannya selepas peristiwa banjir di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, akibat curah hujan yang sangat lebat pada Kamis (30/10/2025) pekan lalu.Walhasil, Pramono melihat bantaran Kali Krukut yang kian menyempit. Terdapat banyak bangunan yang berdiri di sisi kanan dan kiri kanal tersebut. Hal ini tentunya membuat aliran air menjadi tidak lancar sehingga berpotensi menyebabkan banjir.“Hari ini saya melihat secara langsung di salah satu titik penyebab banjir utama. Karena memang terlihat sekali aliran sungainya itu sudah tidaak normal. Banyak sekali bangunan-bangunan yang ada. Teman-teman bisa lihat sendiri, sebenarnya bangunan di atas sungai. Untuk itu kalau hujan pasti menyebabkan banjir di tempat-tempat ini,” ucapnya.Penyempitan di kawasan Petogogan ini menjadi salah satu pemicu banjir di sejumlah titik di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, karena menyebabkan aliran Kali Krukut tersendat“Dampaknya adalah ini kalau di sini banjir sampai dengan Kemang Village kemudian Kem Chicks dan sebagainya, pasti akan terdampak banjir. Karena apa, airnya enggak bisa turun, airnya enggak bisa mengalir,” kata Gubernur.Untuk itu, ia memutuskan akan melakukan normalisasi pada aliran Kali Krukut segmen Kel. Petogogan. Normalisasi rencananya akan dilakukan sepanjang 1,3 kilometer (km).Upaya ini dilakukan karena optimalisasi saluran dengan pengerukan tidak sepenuhnya efektif karena memang Daerah Aliran Sungai (DAS) yang menyempit.“Saya sudah menyampaikan kepada Kepala Dinas Sumber Daya Air untuk segera mematangkan tempat ini 1,3 kilo. 1,3 kilo kita akan melakukan normalisasi. karena kalau tidak dilakukan, apapun yang kita buat misalnya dengan menggali, mengeruk dan sebagainya, enggak cukup,” tutur Pramono.

Gubernur Pramono Ba...

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyatakan bahwa Pemprov DKI akan melakukan normalisasi Kali Krukut sepanjang 1,3 kilometer di kawasan Kelurahan Petogogan, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.Hal ini menyusul peristiwa banjir yang salah satunya terjadi di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, akibat hujan sangat lebat pada Kamis (30/10) lalu.Adapun wacana tersebut disampaikannya saat meninjau Kali Krukut di kawasan Kelurahan Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Jumat (7/11/2025).Dalam kunjungan tersebut, Gubernur didampingi Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekda Provinsi DKI Jakarta Afan Adriansyah Idris, Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum dan Walikota Jakarta Selatan M Anwar.“Saya bersama dengan Bapak Asisten Pembangunan, Ibu Kepala Dinas Sumber Daya Air dan juga Walikota Jakarta Selatan melihat salah satu sungai yang dari waktu ke waktu selalu memberikan kontribusi banjir, yaitu Kali Krukut,” kata Pramono Anung.“Saya sudah menyampaikan kepada Kepala Dinas Sumber Daya Air untuk segera mematangkan tempat ini (kawasan Kel. Petogogan, Red) sepanjang 1,3 kilo kita akan melakukan normalisasi,” imbuhnya.Gubernur melihat terdapat penyempitan di aliran Kali Krukut di beberapa titik, terutama di sekitar Kelurahan Petogogan, sehingga menimbulkan banjir di kawasan Jakarta Selatan, terutama di wilayah Kemang dan sekitarnya.Penanganan Kali Krukut akan dilakukan bersamaan dengan Kali Mampang yang bermuara di belakang Museum Satria Mandala. Kedua aliran sungai ini menjadi fokus utama dalam upaya pengendalian banjir di Jakarta Selatan.Adapun proses normalisasi akan dimulai pada 2026. Pada tahap awal, akan dilakukan penetapan lokasi (penlok) dan pembebasan lahan yang terdampak.“Sungai-sungai di Jakarta memang berada di bawah koordinasi Kementerian PUPR. Tapi, pelaksanaan di lapangan menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Kami tidak bisa menunggu terlalu lama. Jadi, kami akan keluarkan penlok, lakukan pembebasan lahan, dan setelah itu normalisasi akan berjalan,” kata Pramono.Rencana normalisasi Kali Krukut, sambung Gubernur, sebetulnya telah direncanakan sejak sepuluh tahun lalu, namun belum terealisasi. Gubernur Pramono menegaskan tekadnya untuk mengeksekusi rencana tersebut.“Program ini sudah direncanakan sejak lama, tapi belum pernah dieksekusi. Bismillah, kali ini kita laksanakan,” katanya.Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum menjelaskan bahwa rencana normalisasi Kali Krukut akan dimulai dari segmen Tarakanita hingga Jembatan Tendean dengan total panjang 1,3 kilometer. Dari panjang tersebut, sekitar 360 meter akan menjadi prioritas utama untuk tahap awal.“Kedatangan Bapak Gubernur hari ini sekaligus menjadi penanda dimulainya pengukuran dan pendataan bangunan yang akan terdampak. Dari total 1,3 kilometer itu, sekitar 360 meter akan kami prioritaskan, mulai dari segmen Tarakanita hingga pertigaan sekitar lokasi ini,” ucap Ika.Berdasarkan data Dinas SDA DKI Jakarta, untuk menjalankan proyek normalisasi ini, lahan yang perlu dibebaskan mencapai 1,52 hektare, meliputi 65 bidang tanah. Untuk wilayah Kelurahan Petogogan, pendataan bidang terdampak telah dilakukan, sedangkan di sisi Kelurahan Pela Mampang, proses pendataan kebutuhan lahan normalisasi masih berlangsung."Kami akan berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait, termasuk warga yang terdampak, agar prosesnya berjalan lancar dan transparan,” tuturnya.

Langkah Terpadu Per...

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, meninjau langsung lokasi tanggul jebol di kawasan Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Selasa (4/11). Tanggul tersebut jebol akibat hujan deras yang terjadi pada Kamis (30/10).Gubernur Pramono menegaskan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta segera melakukan langkah perbaikan sekaligus menyiapkan rencana penanganan jangka menengah dan panjang untuk mencegah kejadian serupa.“Saya melihat langsung kondisi tanggul yang roboh akibat curah hujan tinggi. Untuk menyelesaikan persoalan di Jati Padang ini, kami telah berdiskusi dengan Pak Walikota, Kepala Dinas Sumber Daya Air, dan Asisten Pembangunan. Ada dua langkah utama yang akan dilakukan,” ujar Gubernur Pramono di lokasi.Sebagai tindak lanjut jangka pendek, Pemprov DKI Jakarta segera memperbaiki tanggul yang jebol sepanjang sekitar 40 meter. Langkah ini diambil agar fungsi tanggul dapat kembali normal dan memberikan perlindungan bagi warga sekitar dari potensi luapan air.Pemprov DKI Jakarta juga menyiapkan rencana penanganan jangka menengah hingga panjang. Mengingat kawasan Jati Padang merupakan daerah tangkapan air (catchment area) dan muara dari Kali Krukut, penataan kawasan akan dilakukan secara menyeluruh.“Untuk jangka menengah dan panjang, kami akan menyiapkan konsep penanganan terpadu. Di area seluas sekitar 7 hektare, wilayah ini akan kami rancang menjadi catchment area, sekaligus dapat dikembangkan sebagai rumah susun dan ruang rekreasi masyarakat. Dengan begitu, penanganannya tidak parsial, tetapi menyeluruh,” jelasnya.Pemprov DKI Jakarta berkomitmen mempercepat rehabilitasi infrastruktur pengendalian banjir, memperkuat fungsi tanggul, meningkatkan kapasitas pompa, serta memperluas ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai daerah resapan air.“Penanganan tidak boleh lagi bersifat reaktif. Kita harus menyelesaikan akar persoalan agar warga di kawasan seperti Jati Padang tidak lagi terdampak setiap musim hujan,” tegas Gubernur Pramono.Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengapresiasi kolaborasi antara pemerintah daerah dan masyarakat setempat dalam menangani dampak awal banjir. Ia menilai koordinasi yang baik menjadi kunci dalam memperkuat sistem pengendalian air di kawasan rawan genangan.Sementara itu, Ketua RW 06 Jati Padang, Abdul Kohar, menyampaikan, wilayah terdampak mencakup beberapa rukun tetangga, antara lain RT 03, RT 04, dan RT 14, dengan total sekitar 1.200 hingga 1.500 kepala keluarga (KK).“Alhamdulillah, semua dapat kita atasi bersama berkat dukungan dari kelurahan dan jajaran Pemprov DKI Jakarta. Sampai saat ini tidak ada warga yang mengungsi, dan kondisi sudah aman sejak hari kedua,” ujarnya.

Tanggul di Jakarta...

Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta mencatat sedikitnya lima titik tanggul roboh dan tiga titik tanggul longsor di wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan akibat hujan sangat lebat yang melanda pada Kamis (30/10) malam. Peristiwa ini disebabkan oleh tingginya debit air di beberapa aliran sungai dan saluran penghubung di kawasan tersebut.Berikut rincian lokasi tanggul yang mengalami kerusakan:Tanggul Roboh: Tanggul di Kemang Village (Lippo Mall Kemang) dari aliran Kali Krukut, sepanjang 13,5 meter. Tanggul Jatipadang, Pasar Minggu dari aliran PHB Pulo, sisi Sabili sepanjang 25 meter dan sisi lah kosong 25 meter (total 40 meter). Tanggul di Kali Krukut segmen Plaza Bisnis Kemang, sepanjang 30 meter. Tanggul di Jl. Kemang Utara IX, Mampang Prapatan dari aliran Kali Mampang, sepanjang 6 meter. Tanggul di Jl. Taman Kemang Bangka (sebelah Wisma Anugraha) dari aliran Kali Krukut, sepanjang 3meter.Tanggul Longsor: Jl. Kemuning, Pejaten Timur, Pasar Minggu dari aliran Kali Ciliwung, sepanjang 6 meter. Jl. Gunuk Raya, Pejaten Timur, Pasar Minggu dari aliran Kali Ciliwung, sepanjang 14 meter. Jl. Adityawarman, Selong, Kebayoran Baru dari aliran PHB Adityawarman, sepanjang 25 meter.Kerusakan tanggul disebabkan oleh tekanan debit air tinggi di Kali Krukut, Kali Mampang, dan PHB Pulo, sedangkan longsor terjadi akibat pengikisan dinding tanggul oleh curah hujan yang ekstrem.Sebagai tindak lanjut, Suku Dinas SDA Jakarta Selatan telah melakukan penanganan darurat deng membangun tanggul sementara menggunakan karung berisi pasir untuk menahan limpasan air di lokasi- lokasi terdampak.“Kami telah menurunkan tim ke seluruh titik kerusakan untuk melakukan penanganan darurat. Saat ini kami fokus mencegah limpasan air agar tidak meluas ke pemukiman warga," kata Sekretaris Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta, Hendri.Selain itu, pada titik-titik longsor telah dilakukan pemasangan crucuk kayu dolken dan karung pas sebagai langkah sementara. Untuk Jl. Adityawarman, akan dilakukan pembangunan turap permanen guna memperkuat struktur tebing sungai.“Perbaikan fisik permanen diperkirakan memakan waktu antara dua hingga tiga bulan, menyesuaikan kondisi cuaca dan ketinggian muka air di lapangan,” ujarnya.Dinas SDA juga tengah menghitung estimasi biaya perbaikan dan melakukan pengecekan tanggul di titik- titik krusial lainnya guna mencegah kerusakan lanjutan dan potensi banjir.Pemprov DKI Jakarta berkomitmen untuk melakukan perbaikan menyeluruh terhadap infrastrukt pengendali banjir, terutama di kawasan rawan seperti Jakarta Selatan.“Kami berharap proses perbaikan tanggul ini berjalan maksimal agar risiko banjir dapat diminimalisir dan keamanan warga tetap terjaga. Pemerintah akan terus berkoordinasi lintas instansi untuk mempercepat penanganan di lapangan,” ucap Hendri.

Bakal Layani Pengol...

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung meninjau proyek Jakarta Sewerage Development Project (JSDP) Zona 1 di kawasan Pluit, Jakarta Utara, pada Kamis (30/10/2025).Pada kunjungan tersebut, Gubernur didampingi Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekda DKI Jakarta, Afan Adriansyah, Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Ika Agustin Ningrum, Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Dewi Chomistriana beserta jajaran.Gubernur mengatakan bahwa proyek JSDP Zona 1 ini dikerjakan sejak tahun 2023 lalu dan bakal rampung pada tahun 2027 mendatang. Nantinya, sistem pengolahan limbah ini akan melayani 220.000 rumah tangga atau setara dengan kurang lebih 1 juta penduduk Jakarta.“Projek ini dimulai dari tahun 2023 dan harapannya akan bisa di tempat ini yang zona satu ini selesai di tahun 2027. Dan tempat ini akan bisa memberikan aliran kepada 220.000 rumah tangga atau kurang lebih 1 juta penduduk,” kata Pramono Anung saat konferensi pers.Menurutnya, JSDP ini merupakan proyek strategis karena kedepannya sistem pengolahan limbah akan lebih baik. Hal ini dilakukan pula demi mewujudkan Jakarta sebagai Kota Global.“Sehingga dengan demikian ini adalah projek yang memang benar-benar diperlukan untuk Jakarta agar persoalan limbah bisa tertangani secara baik,” tuturnya.JSDP Zona 1 di Pluit ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan perairan dan akses sanitasi di DKI Jakarta.Lokasi IPAL Zona 1 berada di Pluit, Jakarta Utara dengan kapasitas IPAL 240.000m/hari dan luas lahan IPAL sebesar 3,9 Ha. JSDP Zona 1 ini ditargetkan akan melayani 3 Kota Administrasi yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Barat dan Jakarta Utara yang terdiri dari 8 kecamatan.Tentang JSDPJSDP merupakan rangkaian dari program Jakarta Sewerage System (JSS), yang merupakan Sistem Pengelolaan Limbah Domestik  Terpusat dan Terintegrasi Skala Perkotaan di Provinsi DKI Jakarta yang terbagi ke dalam 15 Zona (termasuk Zona 0 yang telah beroperasi).Menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), JSDP dikerjakan Pemerintah Daerah Jakarta melalui Dinas SDA DKI Jakarta bersama dengan Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU).Pada proyek JSDP ini, Dinas SDA DKI Jakarta mendapatkan bagian untuk mengerjakan di Zona 1 Paket 5 dan Paket 6. Pekerjaannya terbagi ke dalam beberapa wilayah seperti di bawah ini:Jakarta Pusat:Kecamatan MentengKecamatan GambirKecamatan Sawah BesarJakarta Barat:Kecamatan Taman SariKecamatan TamboraJakarta Utara:Kecamatan PenjaringanProyek JSDP ini umumnya dilakukan di ruas jalan, sehingga seringkali ditemukan penutupan sebagian ruas jalan dengan pembatas untuk area driving shaft maupun arrival shaft.Proyek JSDP ini dikerjakan menggunakan metode jacking pipe. Metode jacking pipe merupakan teknik konstruksi bawah tanah yang digunakan untuk memasang pipa tanpa perlu melakukan penggalian terbuka.Metode ini memiliki cara kerja dengan mendorong pipa ke dalam tanah menggunakan mesin pendorong hidrolik, sambil menggali tanah di depan pipa secara bersamaan.

Pameran Interaktif...

Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta turut memeriahkan Jakarta Innovation Day (JID) 2025 yang diselenggarakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi DKI Jakarta pada 21 - 25 Oktober 2025.Mengusung tema ‘Explore, Connect, Impact!’, Dinas SDA DKI Jakarta menghadirkan bilik pameran interaktif di Agora Mall dan Ciliwung River Adventure di Kali Ciliwung segmen BKB, tepatnya di JXB River Side.Baik pameran interaktif maupun Ciliwung River Adventure ini mendapat perhatian yang begitu besar dari masyarakat.Ini terbukti dari penghargaan yang didapatkan Dinas SDA dengan kategori Most Interactive Booth pada gelaran Jakarta Innovation Day 2025 dari Bappeda DKI Jakarta.Dinas SDA DKI Jakarta melalui Sobat Air Jakarta menghadirkan bilik pameran dengan tema tata kelola air dan limbah di ibu kota yang dikemas dengan edukasi yang menarik dan games yang seru.Sementara itu, kegiatan Ciliwung River Adventure ini tak kalah ramai. Slot pendaftaran yang ditambah mencerminkan tingginya antusiasme masyarakat yang ingin mengikuti kegiatan susur sungai.Mulai dari pegiat sosial media, komunitas, anak muda, hingga kalangan pejabat dan Anggota DPRD DKI Jakarta pun memeriahkan petualangan dan edukasi di Ciliwung River Adventure.Para peserta tampak bersemangat menyusuri aliran sungai, menikmati panorama hijau di tepian, serta belajar langsung tentang pentingnya menjaga ekosistem sungai dan peran masyarakat dalam pelestariannya.Kepala Dinas SDA DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum menilai JID 2025 ini dapat menjadi wadah inovasi dan kolaborasi antara Pemerintah Daerah, warga Jakarta, akademisi dan juga anak muda untuk mewujudkan Jakarta menjadi kota global.“Terima kasih banyak Dinas Sumber Daya Air diberikan kesempatan untuk ikut di setiap event-event Bappeda. Dan harapannya Dinas SDA bisa memberikan kontribusi yang baik, kontribusi yang lebih khususnya bagi pembangunan khsusunya Jakarta,” ucapnya.

Tak Hanya saat Huja...

Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum memastikan bahwa infrastruktur pengendali banjir terus bekerja meskipun Jakarta sedang tidak hujan.Demikian disampaikannya pada sesi Innovation Talks Jakarta Innovation Days 2025 bertajuk Smart, Safe, Sustainable: How Tech Can Make Cities Climate-Ready, Kamis 23 Oktober 2025.Sejak sepekan terakhir, Jakarta kerap dilanda hujan deras bahkan sangat lebat. Sejumlah wilayah pun diketahui sempat tergenang. Namun anteran air tersebut cepat surut karena pengoperasian pompa stasioner dan pompa mobile yang mengalirkan air ke saluran.“Teman-teman mikinya banjir itu hanya pada saat hujan, tapi sebenarnya pada saat tidak hujan. Sekarang kota Jakarta gak banjir karena pompanya sedang bekerja. kemudian Jakarta lagi ga banjir karena apa? Airnya surut. Surutnya karena apa? Ya sungai-sungainya kapsitasnya masih bisa memenuhi,” kata Ika Agustin Ningrum.Berdasarkan data hingga 17 Oktober 2025, tercatat ada 560 unit pompa stasioner yang tersebar di 191 lokasi. Kemudian terdapat 627 unit pompa mobile yang tersebar di lima wilayah administrasi Jakarta.Pompa stasioner berfungsi membantu mengalirkan air yang tidak dapat mengalir secara gravitasi. Hal ini karena sebagian wilayah DKI Jakarta berada di bawah permukaan laut.Sedangkan pompa mobile berfungsi untuk mempercepat penanganan genangan yang terjadi di jalan besar, pemukiman maupun area yang tidak terdapat pompa stasioner. Dengan adanya pompa mobile ini diharapkan agar genangan yang terjadi di suatu lokasi bisa cepat tertangani.Infrastruktur pengendali banjir ini menjadi sangat krusial bagi Jakarta karena curah hujan yang sangat tinggi dan ekstrem akibat perubahan iklim. Di sisi lain, kontur tanah Jakarta yang berada di bawah cekungan dan penurunan permukaan tanah akibat penggunaan air tanah juga menjadi aspek yang tak kalah penting.“Inilah yang masih menjadi PR (Pekerjaan Rumah: Red) kita bersama, bagaimana kita membangun kota ini dengqn melibatkan infrastruktur dan teknologi sebagai membantu warga jakarta dan Pemprov DKI Jakarta khususnya, dalam melindungi kota ini gak cuma saat banjir tapi saat tidak banjir juga,” kata Ika.

Wujudkan Pengendali...

Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta berkomitmen melakukan pengendalian banjir berbasis data dan teknologi.Hal ini disampaikan Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum pada sesi Innovation Talks Jakarta Innovation Days 2025 bertajuk Smart, Safe, Sustainable: How Tech Can Make Cities Climate-Ready, Kamis 23 Oktober 2025.Dinas SDA saat ini tidak hanya berfokus pada pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur, tetapi juga mengedepankan aspek data dan teknologi dalam pengendalian banjir di Jakarta."Dinas SDA mulai tahun 2020 sampai 2021 kemarin, core project kita sudah muali ekspan lagi. Kita ga cuman sekadar bangun dan maintenance (infrastuktur)," ucap Ika Agustin Ningrum."Kami Dinas SDA sudah pakai AWLR (Automatic Water Level Recorder). Kita ada bebearapa AWLR yang automatic waterlevelnya bisa teman-teman lihat," lanjutnya.AWLR merupakan alat otomatis untuk merekam dan memantau ketinggian muka air secara real-time. Alat ini mengirimkan data secara otomatis melalui telemetri ke server online sehingga ketinggian air dapat dipantau kapan saja dan di mana saja tanpa inspeksi manual. Tak berhenti sampai di sana, sejak tahun 2024 Dinas SDA juga telah melakukan pengembangan pengendalian banjir melalui pemodelan yang dilakukan dengan Drone LiDAR (Light Detection and Ranging).Drone LiDAR ini tidak hanya untuk pemetaan topografi, tetapi juga mampu memetakan aliran sungai dan kontur daratan secara detail, sehingga area rawan banjir bisa diprediksi lebih akurat.“Mulai dari tahun 2024 kita mulai researchnya berkembang lagi. Bagaimana memodelkan LiDAR kami itu sudah update 2024.”Dengan pengembangan teknologi yang sudah dilakukan, Dinas SDA tetap terbuka jika ada masyarakat hingga akademisi yang ingin berpartisipasi dalam pengendalian banjir berbasis data.“Ada core value lagi bagaimana Dinas SDA ini bisa berkolaborasi melalui penelitian dan kolaborasi dengan teman-teman yang memiliki komunitas. Kami sekarang cenderung ke open data.”Terlebih lagi, lanjut Ika, Jakarta memiliki 13 sungai yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber riset bagi para peneliti untuk mengetahui daerah yang berpotensi terdampak banjir di masing-masing kanal tersebut.“Silahkan teman-teman kalau mau mengajukan idenya kepada kami Pemprov DKI Jakarta.”"Senang banget kalau dari akademisi, komunitas dan semuanya bisa berkolaborasi dengan Dinas SDA. Jadi perasaannya ga cuma ngerasain 'saya kebanjiran'. Tapi perasaannya 'apasih yang bisa kita kontribusikan ke Jakarta'."
Go To Top