Pilih Sistem GPS Tracking yang ingin diakses Mail Merge Logo GPS Alat Berat Mail Merge Logo GPS Dumptruck Mail Merge Logo GPS Pompa Mobile

Berita & Artikel

Pameran Interaktif...

Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta turut memeriahkan Jakarta Innovation Day (JID) 2025 yang diselenggarakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi DKI Jakarta pada 21 - 25 Oktober 2025.Mengusung tema ‘Explore, Connect, Impact!’, Dinas SDA DKI Jakarta menghadirkan bilik pameran interaktif di Agora Mall dan Ciliwung River Adventure di Kali Ciliwung segmen BKB, tepatnya di JXB River Side.Baik pameran interaktif maupun Ciliwung River Adventure ini mendapat perhatian yang begitu besar dari masyarakat.Ini terbukti dari penghargaan yang didapatkan Dinas SDA dengan kategori Most Interactive Booth pada gelaran Jakarta Innovation Day 2025 dari Bappeda DKI Jakarta.Dinas SDA DKI Jakarta melalui Sobat Air Jakarta menghadirkan bilik pameran dengan tema tata kelola air dan limbah di ibu kota yang dikemas dengan edukasi yang menarik dan games yang seru.Sementara itu, kegiatan Ciliwung River Adventure ini tak kalah ramai. Slot pendaftaran yang ditambah mencerminkan tingginya antusiasme masyarakat yang ingin mengikuti kegiatan susur sungai.Mulai dari pegiat sosial media, komunitas, anak muda, hingga kalangan pejabat dan Anggota DPRD DKI Jakarta pun memeriahkan petualangan dan edukasi di Ciliwung River Adventure.Para peserta tampak bersemangat menyusuri aliran sungai, menikmati panorama hijau di tepian, serta belajar langsung tentang pentingnya menjaga ekosistem sungai dan peran masyarakat dalam pelestariannya.Kepala Dinas SDA DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum menilai JID 2025 ini dapat menjadi wadah inovasi dan kolaborasi antara Pemerintah Daerah, warga Jakarta, akademisi dan juga anak muda untuk mewujudkan Jakarta menjadi kota global.“Terima kasih banyak Dinas Sumber Daya Air diberikan kesempatan untuk ikut di setiap event-event Bappeda. Dan harapannya Dinas SDA bisa memberikan kontribusi yang baik, kontribusi yang lebih khususnya bagi pembangunan khsusunya Jakarta,” ucapnya.

Tak Hanya saat Huja...

Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum memastikan bahwa infrastruktur pengendali banjir terus bekerja meskipun Jakarta sedang tidak hujan.Demikian disampaikannya pada sesi Innovation Talks Jakarta Innovation Days 2025 bertajuk Smart, Safe, Sustainable: How Tech Can Make Cities Climate-Ready, Kamis 23 Oktober 2025.Sejak sepekan terakhir, Jakarta kerap dilanda hujan deras bahkan sangat lebat. Sejumlah wilayah pun diketahui sempat tergenang. Namun anteran air tersebut cepat surut karena pengoperasian pompa stasioner dan pompa mobile yang mengalirkan air ke saluran.“Teman-teman mikinya banjir itu hanya pada saat hujan, tapi sebenarnya pada saat tidak hujan. Sekarang kota Jakarta gak banjir karena pompanya sedang bekerja. kemudian Jakarta lagi ga banjir karena apa? Airnya surut. Surutnya karena apa? Ya sungai-sungainya kapsitasnya masih bisa memenuhi,” kata Ika Agustin Ningrum.Berdasarkan data hingga 17 Oktober 2025, tercatat ada 560 unit pompa stasioner yang tersebar di 191 lokasi. Kemudian terdapat 627 unit pompa mobile yang tersebar di lima wilayah administrasi Jakarta.Pompa stasioner berfungsi membantu mengalirkan air yang tidak dapat mengalir secara gravitasi. Hal ini karena sebagian wilayah DKI Jakarta berada di bawah permukaan laut.Sedangkan pompa mobile berfungsi untuk mempercepat penanganan genangan yang terjadi di jalan besar, pemukiman maupun area yang tidak terdapat pompa stasioner. Dengan adanya pompa mobile ini diharapkan agar genangan yang terjadi di suatu lokasi bisa cepat tertangani.Infrastruktur pengendali banjir ini menjadi sangat krusial bagi Jakarta karena curah hujan yang sangat tinggi dan ekstrem akibat perubahan iklim. Di sisi lain, kontur tanah Jakarta yang berada di bawah cekungan dan penurunan permukaan tanah akibat penggunaan air tanah juga menjadi aspek yang tak kalah penting.“Inilah yang masih menjadi PR (Pekerjaan Rumah: Red) kita bersama, bagaimana kita membangun kota ini dengqn melibatkan infrastruktur dan teknologi sebagai membantu warga jakarta dan Pemprov DKI Jakarta khususnya, dalam melindungi kota ini gak cuma saat banjir tapi saat tidak banjir juga,” kata Ika.

Wujudkan Pengendali...

Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta berkomitmen melakukan pengendalian banjir berbasis data dan teknologi.Hal ini disampaikan Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum pada sesi Innovation Talks Jakarta Innovation Days 2025 bertajuk Smart, Safe, Sustainable: How Tech Can Make Cities Climate-Ready, Kamis 23 Oktober 2025.Dinas SDA saat ini tidak hanya berfokus pada pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur, tetapi juga mengedepankan aspek data dan teknologi dalam pengendalian banjir di Jakarta."Dinas SDA mulai tahun 2020 sampai 2021 kemarin, core project kita sudah muali ekspan lagi. Kita ga cuman sekadar bangun dan maintenance (infrastuktur)," ucap Ika Agustin Ningrum."Kami Dinas SDA sudah pakai AWLR (Automatic Water Level Recorder). Kita ada bebearapa AWLR yang automatic waterlevelnya bisa teman-teman lihat," lanjutnya.AWLR merupakan alat otomatis untuk merekam dan memantau ketinggian muka air secara real-time. Alat ini mengirimkan data secara otomatis melalui telemetri ke server online sehingga ketinggian air dapat dipantau kapan saja dan di mana saja tanpa inspeksi manual. Tak berhenti sampai di sana, sejak tahun 2024 Dinas SDA juga telah melakukan pengembangan pengendalian banjir melalui pemodelan yang dilakukan dengan Drone LiDAR (Light Detection and Ranging).Drone LiDAR ini tidak hanya untuk pemetaan topografi, tetapi juga mampu memetakan aliran sungai dan kontur daratan secara detail, sehingga area rawan banjir bisa diprediksi lebih akurat.“Mulai dari tahun 2024 kita mulai researchnya berkembang lagi. Bagaimana memodelkan LiDAR kami itu sudah update 2024.”Dengan pengembangan teknologi yang sudah dilakukan, Dinas SDA tetap terbuka jika ada masyarakat hingga akademisi yang ingin berpartisipasi dalam pengendalian banjir berbasis data.“Ada core value lagi bagaimana Dinas SDA ini bisa berkolaborasi melalui penelitian dan kolaborasi dengan teman-teman yang memiliki komunitas. Kami sekarang cenderung ke open data.”Terlebih lagi, lanjut Ika, Jakarta memiliki 13 sungai yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber riset bagi para peneliti untuk mengetahui daerah yang berpotensi terdampak banjir di masing-masing kanal tersebut.“Silahkan teman-teman kalau mau mengajukan idenya kepada kami Pemprov DKI Jakarta.”"Senang banget kalau dari akademisi, komunitas dan semuanya bisa berkolaborasi dengan Dinas SDA. Jadi perasaannya ga cuma ngerasain 'saya kebanjiran'. Tapi perasaannya 'apasih yang bisa kita kontribusikan ke Jakarta'."

JID 2025 Buka Pelua...

Jakarta Innovation Days 2025 diharapkan menjadi wadah membuka peluang kerja sama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan masyarakat hingga akademisi mengembangkan Sistem Peringatan Dini (Early Warning System, EWS) untuk pengendalian banjir.Demikian disampaikan Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum pada sesi Innovation Talks Jakarta Innovation Days 2025 bertajuk Smart, Safe, Sustainable: How Tech Can Make Cities Climate-Ready, Kamis 23 Oktober 2025."Harapannya dengan Jakarta Innovation Days ini kita bisa kerja sama bagaimana memetakan daerah-daerah banjir ini sehingga menjadi Early Warning System bagi Pemprov DKI Jakarta dengan teknologi yang lebih baik lagi," ucapnya.Lebih lanjut Ika mengatakan bahwa Dinas SDA telah bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk mengetahui perkembangan pergerakan awan yang berpotensi hujan.Dinas SDA juga telah menyematkan sensor Automatic Water Level Recorder (AWLR) pada infrastruktur pengendali banjir seperti polder/rumah pompa dan pintur air untuk merekam dan memantau ketinggian muka air secara real-time.Alat ini mengirimkan data secara otomatis melalui telemetri ke server online sehingga ketinggian air dapat dipantau kapan saja dan di mana saja tanpa inspeksi manual. Data tersebut dikumpulkan dan diolah di command center Dinas SDA. Command center Dinas SDA juga memantau titik rawan banjir melalui kamera CCTV yang tersebar di 5 wilayah kota administrasi Jakarta.Inovasi pengendalian banjir ini juga dilakukan melalui pemetaan 3D pada platform Jakarta Satu yang bisa dimodelkan secara hidrolik. Teknologi ini memungkinkan untuk mengetahui potensi daerah yang akan tergenang.“Alangkah baiknya sistem yang sudah dikembangan Pemda, khususnya Dinas SDA ini untuk memantau daerah-daerah mana saja yang sudah tergenang/sedang itu bisa dimodelkan lebih lagi.”"Jadi bisa terintegrasi, kelihatan se-Jakarta. Ini yang sedang kita kembangkan saat ini dan sebenarnya sudah berjalan," kata Ika.

Dorong Pengendalian...

Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam pengendalian banjir di Jakarta. Menurutnya, hal ini dapat dilakukan dengan membuat kolam penampungan di rumah masing-masing.Demikian disampaikan pada sesi Innovation Talks Jakarta Innovation Days 2025 bertajuk Smart, Safe, Sustainable: How Tech Can Make Cities Climate-Ready, Kamis 23 Oktober 2025."Selain pembangunan infrastruktur (pengendali banjir), pentingnya kita juga membuat tampungan-tampungan. Ruang tampungan ini tak hanya di publik space area tapi di rumah teman-teman juga," ucapnya.Kolam penampungan tidak terbatas hanya di rumah masing-masing, melainkan juga di ruang terbuka publik lainnya seperti area perkantoran hingga kawasan pertamanan yang ada di lingkungan.Jika upaya ini dilakukan bersama-sama, lanjut Ika, maka masyarakat telah mengubah upaya kecil menjadi pengaruh besar dalam pengendalian banjir.Hal ini pula dapat menjadi bentuk pengendalian banjir berbasis alamiah atau Nature-based Solutions (NbS/Solusi berbasis Alam), utamanya dalam menghadapi perubahan iklim.Sehingga air hujan tidak langsung terbuang melalui drainase, tetapi juga dapat diserap ke tanah."Mulailah dari rumah teman-teman semuanya. Kalau ada tanah kosong bisa dikembangkan menjadi Nature-based Solution integrasi hijau dan biru minim untuk genangan-genangan simpel aja bisa ditampung," kata Ika.

Butuh Penampungan S...

Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum mengatakan bahwa Jakarta butuh penampungan super besar untuk mengatasi persoalan banjir.Hal ini disampaikannya pada sesi Innovation Talks Jakarta Innovation Days 2025 bertajuk Smart, Safe, Sustainable: How Tech Can Make Cities Climate-Ready, Kamis 23 Oktober 2025.Menurutnya, kapasitas penampungan yang dibutuhkan sebesar kurang lebih 2.000 meter kubik (M3) per detik."Apakah dengan 2000 M3 per detik, kalau teman-teman mau bebas banjir semuanya, kita harus buat tampungan yang sangat besar," ucap Ika.Di sisi lain, lanjut dia, kapasitas drainase Jakarta saat ini masih berkisar antara 100mm hingga 150mm saja."Kapasitas saluran drainase kita kalau hujan untuk saluran makro 150 mm, contohnya Kali Ciliwung ini. Kalau yang di jalan jalanan itu kurang lebih sekitar 100 mm," ujarnya.Tidak berhenti di sana, persoalan sampah, kurangnya ruang terbuka hingga utilitas juga masih menjadi tantangan. Hal ini diperparah dengan perubahan iklim yang memicu curah hujan sangat ekstrem.Pasalnya, lanjut Ika, sejak 2017 hingga 2025 ini, rata-rata curah hujan di Jakarta dspat menyentuh 200mm per hari atau ekstrem hanya dalam waktu kurang lebih 4 jam saja."Dengan adanya perubahan tata ruang, kemudian curah hujan dan pola iklim yang semakin tinggi, ada kurang lebih 2000 M3 per detik yang harus ditampung sama kota ini."

Meriahkan JAF 2025,...

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung bersama jajaran mengunjungi bilik pameran Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta pada acara Jakarta Arsitektur Festival (JAF) 2025 di Blok M Hub, Jakarta Selatan, Kamis 16 Oktober 2025.Gubernur yang mengenakan batik tampak antusias memperhatikan kolase gambar dan maket infrastruktur pengendali banjir yang dijelaskan oleh Koordinator Sobat Air Jakarta John William Chandra.Melalui pameran ini, Dinas SDA ingin menyampaikan pesan tentang masa depan air dan ruang publik Jakarta.Kegiatan ini juga sekaligus sebagai edukasi dan sosialisasi agar masyarakat dapat lebih mengenal ruang biru Jakarta, tempat air, alam dan manusia bisa hidup berdampingan.Jakarta Architecture Festival 2025 diselenggarakan oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta. Mengusung tema 'Reimagining Space’, kegiatan ini digelar di Blok M Hub pada 16-26 Oktober 2025.Selain Dinas SDA, pameran ini juga diikuti oleh sejumlah OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) DKI Jakarta seperti; Dinas Cipta Karya, Tata Ruang Dan Pertanahan (DCKTRP) DKI dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) DKI Jakarta.

JAKTIRTA Project Ja...

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta menggagas Proyek Strategis Nasional (PSN) pengendalian banjir bernama JAKTIRTA Project.Proyek ini menghadirkan berbagai macam infrastruktur pengendalian banjir yang terdiri dari pembangunan sistem polder, sarana dan prasarana kali/sungai serta pembangunan embung/waduk sebagai sistem pengelolaan terpadu untuk mengatur limpasan, menyerap dan menyalurkan air secara presisi.“Melalui proyek ini, sistem polder, kali/sungai, embung/waduk tidak hanya dibangun sebagai penahan banjir, tetapi juga sebagai ruang peradaban baru di mana masyarakat bisa beraktivitas, tinggal, dan berinteraksi secara harmonis dengan air,” kata Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum dalam keterangan resminya.PolderPembangunan infrastruktur banjir ini dilakukan di berbagai wilayah di Jakarta. Untuk polder, pembangunan akan dilaksanakan di 12 lokasi krusial rentan banjir, di antaranya sebagai berikut.Pompa Bulak CabePompa Pegangsaan DuaPompa Cilincing KBNPompa Warung JengkolPompa Kampung Sawah, Rawa TeratePompa Kayu Putih, Rawa TeratePompa AncolPompa IKIPPompa Cempaka PutihPompa CengkarengPompa Mangga Raya GreenvillePompa Daan Mogot (Depag, Km 13, Km 13,5)Pembangunan KaliTerdapat 8 lokasi pembangunan sarana dan prasarana kali/sungai, sebagai berikut:Saluran Penghubung (PHB) LayarKali Cakung LamaKali JatikramatKali AngkeKali PesanggrahanKali GrogolKali Cideng AtasKali Sodetan Sekretaris dan Waduk TomangPembangunan Embung/WadukSebanyak 3 embung/waduk akan dibangun pada JAKTIRTA Project ini, di antaranya:Embung Pondok Labu (Cilandak Marinir)Embung KebagusanWaduk Sunter HuluTentang JAKTIRTAKejadian bencana banjir terus menerus terulang dalam beberapa tahun terakhir. Dimana intensitas curah hujan ekstrem meningkat, membuat Jakarta masih harus menghadapi banjir.Terlebih lagi perubahan iklim beberapa tahun belakang mengakibatkan cuaca semakin tak menentu, curah hujan meningkat setiap tahunnya, dan pergeseran jadwal musim yang membuat Jakarta perlu terus beradaptasi terhadap kondisi ini.Dari kondisi yang dihadapi, Jakarta harus melakukan sebuah pembaharuan demi keberlanjutan kota. Sebuah proyek baru diproyeksikan menjadi solusi jangka menengah bagi pembangunan kota dalam hal pengendalian banjir yang merata dan tersebar di seluruh wilayah Jakarta.Untuk menghadapi tantangan ini, maka akan dilakukan pembangunan infrastruktur pengendali banjir terpadu yang mencakup 3 kluster, yakni pembangunan sistem polder, sarana dan prasarana kali/sungai serta pembangunan embung/waduk.Pembangunan polder dilakukan untuk menangani banjir di daerah yang tidak dapat mengalirkan air secara gravitasi. Pembangunan embung/waduk dilakukan untuk mereduksi debit puncak banjir pada sistem aliran kali. Sementara, pembangunan sarana dan prasarana kali/sungai dilakukan untuk meningkatkan kapasitas sekaligus menata bantaran kali.JAKTIRTA Project merupakan sebuah Proyek Strategis Nasional yang bertumpu pada prinsip keberlanjutan dan koeksistensi antara manusia dan air. Diambil dari 2 (dua) kata, “Jak” (Jakarta) dan “Tīrta” (air), JAKTIRTA Project melambangkan visi tentang hidup berdampingan dengan air, dimulai dari kawasan hulu hingga hilir kota Jakarta.

Update Pengerukan S...

Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta melakukan serangkaian upaya untuk mengantisipasi potensi banjir di Jakarta. Salah satu langkah yang dilakukan melakukan pengerukan di waduk/situ/embung serta sungai/kali.Berdasarkan data hingga akhir September 2025, volume pengerukan di sungai/kali dan waduk/situ/embung yang dilakukan di 5 kota administrasi Jakarta telah mencapai 590.179 meter kubik (M3).Adapun pengerukan dilakukan di 292 titik dengan rincian sebagai berikut:147 titik di Jakarta Timur 51 titik di Jakarta Barat 22 titik di Jakarta Utara 44 titik di Jakarta Selatan 28 titik di Jakarta PusatPengerukan dilakukan dengan mengangkut sedimen lumpur yang mengendap di badan air yang bertujuan untuk memaksimalkan kembali daya tampung kali/sungai maupun waduk/situ/embung.Pengerukan di waduk/situ/embung dilakukan dengan mengangkut sedimen lumpur yang mengendap untuk memaksimalkan kembali daya tampung waduk/situ/embung.Sementara pengerukan sungai/kali penting untuk menghilangkan sedimen, sampah, dan polutan, memperlancar aliran air, mencegah banjir, serta menjaga kesehatan lingkungan dan ekosistem sungai.Ketika sungai/kali dikeruk, kedalamannya akan kembali seperti semula, memungkinkan air mengalir dengan lancar, bahkan saat volume air meningkat akibat hujan deras. Dengan demikian, risiko banjir dapat diminimalkan.Selain pengerukan, upaya pengendalian banjir juga dilakukan dengan menyiagakan pompa, baik itu pompa stasioner maupun pompa mobile.Berdasarkan data hingga akhir September 2025, tercatat ada 609 unit pompa stasioner yang tersebar di 209 lokasi. Kemudian terdapat 573 unit pompa mobile yang tersebar di lima wilayah administrasi Jakarta.Pompa stasioner berfungsi membantu mengalirkan air yang tidak dapat mengalir secara gravitasi. Hal ini karena sebagian wilayah DKI Jakarta berada di bawah permukaan laut.Sedangkan pompa mobile berfungsi untuk mempercepat penanganan genangan yang terjadi di jalan besar, pemukiman maupun area yang tidak terdapat pompa stasioner. Dengan adanya pompa mobile ini diharapkan agar genangan yang terjadi di suatu lokasi bisa cepat tertangani.
Go To Top