No | Lokasi Pengamatan | Ketinggian Terakhir | Lokasi | Kab/Kota | DAS Polder | Selisih Waktu Dengan Saat ini | Ketinggian Hari Ini | Curah Hujan 1 Minggu | Curah Hujan 1 Bulan | Curah Hujan 1 Tahun |
---|
Program Pengendalian Banjir dan Drainase adalah sebuah inisiatif yang dirancang dengan tujuan utama untuk menangani masalah banjir dan sistem drainase di Jakarta. Program ini memiliki fokus yang luas dan mendalam dalam beberapa aspek penting, yaitu perumusan kebijakan, pelaksanaan tindakan, pemantauan berkelanjutan, evaluasi efektivitas, dan pelaporan hasil. Dengan langkah-langkah terintegrasi dan terencana, program ini bertujuan untuk menangani tantangan banjir yang sering melanda kota Jakarta serta untuk meningkatkan dan memelihara sistem drainase yang ada.
Perumusan Kebijakan
Tahap awal dari Program Pengendalian Banjir dan Drainase adalah perumusan kebijakan yang solid dan komprehensif. Perumusan kebijakan ini melibatkan analisis mendalam terhadap kondisi geografis, iklim, dan urbanisasi Jakarta. Di dalam proses ini, berbagai faktor seperti pola curah hujan, struktur tanah, dan penggunaan lahan diperhitungkan untuk menentukan kebijakan yang efektif. Tim ahli dalam bidang hidrologi, teknik sipil, dan perencanaan kota bekerja sama untuk merumuskan strategi yang mampu mengatasi masalah banjir dengan pendekatan berbasis data dan berbasis risiko. Selain itu, kebijakan ini juga memperhatikan aspek sosial dan ekonomi, agar solusi yang diusulkan tidak hanya teknis tetapi juga mempertimbangkan dampaknya terhadap masyarakat.
Pelaksanaan Tindakan
Setelah kebijakan dirumuskan, tahap selanjutnya adalah pelaksanaan tindakan. Ini mencakup pembangunan infrastruktur baru dan perbaikan terhadap sistem drainase yang sudah ada. Pembangunan saluran drainase, pembuatan tanggul, dan penataan ulang kawasan resapan air adalah beberapa contoh dari tindakan yang dapat dilakukan. Selain itu, pelaksanaan program juga melibatkan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, sektor swasta, dan komunitas lokal. Implementasi proyek-proyek ini memerlukan koordinasi yang baik untuk memastikan bahwa semua pihak yang terlibat bekerja menuju tujuan yang sama dan bahwa sumber daya digunakan secara efisien.
Pemantauan Berkelanjutan
Pemantauan berkelanjutan adalah aspek penting dalam memastikan efektivitas dari program ini. Sistem pemantauan ini melibatkan penggunaan teknologi canggih seperti sensor hujan, radar cuaca, dan sistem informasi geografis (SIG) untuk mengumpulkan data secara real-time. Data yang diperoleh digunakan untuk menganalisis kondisi terkini dari drainase dan potensi risiko banjir. Dengan adanya sistem pemantauan yang baik, dapat dilakukan deteksi dini terhadap potensi bencana, memungkinkan pihak berwenang untuk mengambil tindakan preventif sebelum situasi menjadi kritis. Pemantauan ini juga mencakup inspeksi rutin terhadap infrastruktur drainase untuk memastikan bahwa semua fasilitas berfungsi dengan baik dan tidak mengalami kerusakan.
Evaluasi Efektivitas
Evaluasi efektivitas dari program adalah langkah penting berikutnya. Dalam tahap ini, hasil dari pelaksanaan tindakan dan pemantauan dievaluasi untuk menentukan apakah tujuan program telah tercapai. Evaluasi ini melibatkan analisis data yang dikumpulkan selama pemantauan serta penilaian terhadap dampak program terhadap pengendalian banjir dan kualitas drainase. Evaluasi yang baik tidak hanya mengukur keberhasilan dalam hal teknis, tetapi juga mempertimbangkan umpan balik dari masyarakat dan pihak terkait lainnya. Hasil evaluasi ini kemudian digunakan untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan untuk merumuskan rekomendasi untuk langkah-langkah selanjutnya.
Pelaporan Hasil
Langkah terakhir dalam Program Pengendalian Banjir dan Drainase adalah pelaporan hasil. Pelaporan ini bertujuan untuk menyampaikan informasi terkait kemajuan program, hasil evaluasi, dan rekomendasi untuk perbaikan. Laporan ini disusun dengan transparansi dan detail, agar semua pihak yang terlibat, termasuk masyarakat umum, dapat memahami kemajuan dan tantangan yang dihadapi. Pelaporan yang baik juga dapat meningkatkan akuntabilitas dan memastikan bahwa semua pihak yang terlibat tetap fokus pada tujuan bersama. Selain itu, pelaporan ini berfungsi sebagai bahan evaluasi untuk perencanaan program di masa depan, sehingga pengalaman yang didapatkan dapat diterapkan untuk meningkatkan efektivitas program yang ada.
Harapan dan Dampak
Dengan adanya Program Pengendalian Banjir dan Drainase, diharapkan Jakarta dapat mengurangi dampak dari bencana banjir secara signifikan. Program ini dirancang untuk mengatasi masalah banjir yang telah menjadi isu serius di kota ini, yang sering kali menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur, rumah-rumah, dan mengganggu kehidupan sehari-hari warga. Dengan kebijakan yang baik, tindakan yang efektif, pemantauan yang ketat, evaluasi yang cermat, dan pelaporan yang transparan, Jakarta dapat menjadi lebih siap menghadapi ancaman banjir dan memastikan bahwa dampaknya dapat diminimalkan. Selain itu, program ini juga berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat Jakarta dengan memastikan bahwa sistem drainase kota berfungsi dengan baik dan mampu menangani volume air hujan yang tinggi.
Secara keseluruhan, Program Pengendalian Banjir dan Drainase adalah langkah proaktif yang sangat penting untuk mengatasi tantangan banjir di Jakarta. Dengan pendekatan yang sistematis dan terintegrasi, diharapkan Jakarta dapat mencapai ketahanan yang lebih baik terhadap bencana banjir dan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi seluruh warganya. Implementasi yang sukses dari program ini akan menjadi contoh positif bagi kota-kota lain yang menghadapi tantangan serupa, menunjukkan bagaimana pendekatan yang terencana dan kolaboratif dapat menghasilkan solusi yang efektif dan berkelanjutan.
Dalam upaya pengendalian banjir di Jakarta, Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta memiliki ragam infrastruktur yang dibangun di berbagai sudut kota dan menjadi elemen penting akan keberlangsungan kehidupan kota terhadap potensi bencana banjir.
Ruang Terbuka Biru merupakan badan air yang memiliki fungsi pengendali banjir seperti sungai, waduk, danau, embung, dan kanal. Di Jakarta, terdapat 13 sungai utama, dengan ragam badan air lainnya yang membantu fungsi pengendalian banjir di Jakarta. Walaupun seluruh badan air ini membentuk satu kesatuan jaringan ruang terbuka biru, mereka memiliki fungsinya masing-masing.
Situ atau yang disebut dengan nama lain sesuai daerah, adalah suatu wadah genangan air di atas permukaan tanah yang terbentuk secara alami maupun buatan dan merupakan sumber air baku yang airnya berasal dari tanah (mata air), air hujan dan/atau sumber air lainnya.
Danau adalah bagian dari sungai yang lebar dan kedalamannya secara alamiah jauh melebihi ruas-ruas lain dari sungai yang bersangkutan.
Embung adalah kolam penampung kelebihan air hujan pada musim hujan dan digunakan untuk hal lain pada saat musim kemarau. Selain membantu dalam pengendalian banjir, embung juga memiliki fungsi penyediaan air baku.
Waduk adalah wadah air yang terbentuk akibat dibangunnya bangunan sungai dalam hal ini bangunan bendungan, dan berbentuk pelebaran alur/badan/palung sungai. Secara ukuran daya tampung waduk paling sedikit 500.000 m3
Badan air kecil yang berada di dalam suatu taman yang fungsinya adalah untuk penyeimbang ekologis. Kolam retensi berfungsi untuk menampung dan meresapkan air hujan. Sedangkan kolam detensi hanya berfungsi untuk menampung air hujan yang selanjutnya dialirkan sesuai dengan kebutuhan.
Sungai adalah aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara).
Kanal adalah saluran air buatan untuk mengendalikan bencana banjir akibat meluapnya aliran air atau sungai.
Drain adalah kanal dalam ukuran yang lebih kecil.
Saluran air yang berguna untuk mengalirkan air kiriman maupun yang berasal dari hujan agar tidak terjadi genangan yang berlebihan pada suatu kawasan tertentu
Ruang Limpah Sungai merupakan badan air yang memiliki fungsi pengendali banjir seperti sungai, waduk, danau, embung, dan kanal. Di Jakarta, terdapat 13 sungai utama, dengan ragam badan air lainnya yang membantu fungsi pengendalian banjir di Jakarta. Walaupun seluruh badan air ini membentuk satu kesatuan jaringan ruang terbuka biru, mereka memiliki fungsinya masing-masing.
Download standard desain dari ruang limpah sungai DKI Jakarta di sini.
Sistem polder adalah sebuah sistem penanganan banjir dalam suatu kawasan tertutup. Terdapat ragam komponen pada sistem polder, yaitu: jaringan drainase, sebuah kolam penampungan yang terhubung langsung dengan aliran sungai, pintu air, dan pompa.
Di Jakarta, sistem polder dibangun pada kawasan dataran rendah. Sistem ini membantu mengalirkan air pada saluran yang sudah tidak mampu meneruskan aliran menggunakan asas gravitasi (tinggi ke rendah) menuju laut.
Sistem polder bekerja dengan cara mengumpulkan air dari jaringan drainase suatu kawasan ke dalam sebuah kolam penampungan. Air yang ditampung dipompa menuju aliran besar, seperti sungai atau kanal, yang kemudian diteruskan menuju laut.
Pada daerah yang relatif lebih rendah, penyaluran air secara gravitasi (dari atas ke bawah) tidak bisa dilakukan. Oleh karena itu, diperlukannya pompa air untuk mengalirkan air. Pompa Air di Jakarta dibagi dua, yaitu:
Pompa Stasioner
Pompa stasioner biasanya terdapat di rumah pompa yang lokasinya tetap. Sehingga pompa tersebut akan memompa air sesuai dengan kawasan yang terjangkau.Terdapat 496 unit Pompa Stasioner yang tersebar di 180 lokasi.
Pompa Mobile
Pompa mobile merupakan pompa yang dapat dipindahkan sesuai kebutuhan. Biasanya, ketika hujan datang, pompa mobile akan standby di titik-titik rawan genangan. Terdapat 357 unit Pompa Mobile yang tersebar di wilayah rawan banjir/genangan.
Pintu air adalah sebuah infrastruktur yang mengatur banyaknya debit air yang mengalir dalam suatu aliran air (sungai). Hal ini dilakukan untuk mencegah air dalam debit besar mengalir dalam satu waktu yang akhirnya menyebabkan banjir. Pintu air akan dibuka atau ditutup ditentukan berdasarkan dari level ketinggian air dan laju debit air. Air yang mengalir akan diarahkan oleh pintu air menuju ke laut.
Dalam pelayanannya, Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta berupaya dalam melakukan
pencegahan terjadinya bencana banjir melalui ragam langkah. Adapun diantaranya ialah:
1. Pengerukan dan Peremajaan
2. Peningkatan Kapasitas Sungai
3. Pembangunan - pembangunan
Seiring waktu, sungai akan mengalami pengendapan sedimen dan lumpur, sehingga dasar sungai akan menjadi lebih dangkal. Pengerukan dan peremajaan dilakukan pada seluruh Jaringan Drainase yang ada di Jakarta untuk meminimalisir pendangkalan.
Jaringan Drainase berguna untuk mengalirkan air kiriman maupun yang berasal dari hujan agar tidak terjadi genangan yang berlebihan pada suatu kawasan tertentu. Jaringan Drainase terdiri dari:
1. Kali/Sungai (Primer)
2. Saluran PHB/Penghubung (Sekunder)
3. Saluran Mikro (Tersier)
Pengerukan dan peremajaan dilakukan untuk memaksimalkan fungsi jaringan drainase sebagai pengendali air pada permukaan, serta memperbaiki dan mengurangi daerah becek, genangan air, dan banjir di Jakarta.
Peningkatan Kapasitas Sungai dilakukan untuk meningkatkan volume kapasitas tampungan sungai, memperkokoh bantaran sungai, dan mempercantik promenade sungai agar bisa digunakan lebih banyak orang untuk berkegiatan. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk meminimalisir terjadinya luapan aliran air akibat hujan lokal maupun kiriman.
Pembangunan dan revitalisasi infrastruktur terus digencarkan oleh Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta sebagai bagian dari upaya mitigasi potensi banjir di ibu kota. Proyek-proyek ini meliputi pembangunan waduk, embung, saluran drainase, hingga peningkatan kapasitas pompa air. Seluruh kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi risiko genangan air serta meningkatkan kualitas lingkungan di Jakarta.
Tidak hanya fokus pada pembangunan baru, revitalisasi infrastruktur lama juga menjadi prioritas. Hal ini mencakup perbaikan dan peningkatan sistem pengendalian air yang sudah ada agar lebih efektif dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan urbanisasi yang pesat.
Untuk mengikuti perkembangan proyek-proyek ini secara langsung, kamu dapat memantau melalui Instagram resmi Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta di @dinas_sda. Di sana, berbagai informasi terbaru mengenai pembangunan, revitalisasi, serta program-program terkait lainnya akan diupdate secara rutin, sehingga masyarakat dapat turut serta dalam pengawasan dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang upaya pengendalian banjir di Jakarta.
Seiring perkembangan zaman, Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta dituntut untuk selalu berinovasi dalam memanfaatkan teknologi informasi dalam pengelolaan kota Jakarta. Melalui pemasangan CCTV, GPS Tracker pada alat berat, dan pemasangan alat ukur curah hujan dan tinggi muka air, menjadi penunjang kegiatan dan monitoring operasional pengelolaan sumber daya air di Jakarta.
No | Lokasi Penempatan | Merk | Jumlah |
---|---|---|---|
1 | Pool Alkal | Hik Vision | 6 |
2 | Alkal | Hik Vision | 4 |
3 | Gudang Pondok Bambu Sudin Jakarta Timur | Hik Vision | 4 |
4 | Gudang 1 Sudin Jakarta Timur | Hik Vision | 4 |
5 | Gudang Dampelas | Hik Vision | 4 |
6 | Gudang Ketel Uap Ancol | Hik Vision | 5 |
7 | Pintu Air Setu Babakan | Hik Vision | 4 |
8 | Peil Schall Sunter Hulu | Hik Vision | 4 |
9 | Fly Over Tomang | Hik Vision | 4 |
10 | IPAL Koja | Hik Vision | 4 |
Total | 43 |
No | Lokasi Penempatan | Kategori | Jumlah Lokasi |
---|---|---|---|
1 | Pompa Asmi | Rumah Pompa | 1 |
2 | Pompa Dewa Ruci | Rumah Pompa | 1 |
3 | Pompa Fly Over Tomang | Rumah Pompa | 1 |
4 | Pompa IKIP | Rumah Pompa | 1 |
5 | Pompa Kali Duri | Rumah Pompa | 1 |
6 | Pompa Kali Item | Rumah Pompa | 1 |
7 | Pompa Kampung Apung | Rumah Pompa | 1 |
8 | Pompa Kapuk 1 | Rumah Pompa | 1 |
9 | Pompa Kapuk 2 | Rumah Pompa | 1 |
10 | Pompa Kyai Tapa | Rumah Pompa | 1 |
Total | 10 |
No | Nama Alat | Lokasi | Siaga 1 | Siaga 2 | Siaga 3 | Status | CCTV |
---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Bendung. Cibalog - Gadog | Ciliwung | 9000 | 9000 | 1 | Normal | |
2 | Pintu Air Ciliwung Lama | Ciliwung | 9000 | 9000 | 1 | Normal | |
3 | Pintu Air Ciliwung Lama | Ciliwung | 9000 | 9000 | 1 | Normal | |
4 | Pintu Air Ciliwung Lama | Ciliwung | 9000 | 9000 | 1 | Normal | |
5 | Pintu Air Ciliwung Lama | Ciliwung | 9000 | 9000 | 1 | Normal |