Program Sumber Daya Air

Fakta atau Mitos: Jakarta Tenggelam?

Fakta atau Mitos: Jakarta Tenggelam?

 

Jakarta Tenggelam menjadi isu yang seringkali hangat dibicarakan beberapa waktu terakhir. Faktanya, fenomena pemanasan global berdampak besar pada mencairnya es di kutub serta glasier, hal ini berdampak langsung pada tinggi muka laut yang terus naik setiap tahunnya. Ini menjadi perhatian global sebab ada banyak kota-kota pesisir dunia jadi terdampak langsung, kota-kota seperti Venesia di Italia, Kiribati, dan Tuvalu pun terancam akan tenggelam bila air laut terus meninggi. 

 

Kondisi di Jakarta diperburuk dengan muka tanahnya yang mengalami penurunan dari tahun ke tahun akibat fenomena alami yang disebut sebagai land subsidence. Sayangnya, eksploitasi air tanah dan pembangunan yang berlebih mempercepat penurunan muka tanah di Jakarta, hingga 15 cm per tahun. 

 

Walau menjadi sebuah fakta, ragam upaya telah dikerahkan oleh Dinas SDA DKI Jakarta untuk mengurangi dampak ini, mulai dari pelarangan penggunaan air tanah di beberapa wilayah di Jakarta, pembangunan stasiun pemantauan penurunan muka tanah, serta pembangunan tanggul pengaman pantai dan muara sungai di kawasan pesisir.

Penurunan tanah adalah suatu fenomena alam yang terjadi di kota-kota besar yang berdiri di atas lapisan sedimen muda, seperti Jakarta, Bandung, Semarang, dan beberapa kota lainnya. Fenomena ini dapat menyebabkan berbagai dampak negatif, seperti meluasnya daerah genangan banjir, retak pada gedung atau bangunan, miringnya bangunan, serta kerusakan pada sarana jalan. Selain itu, penurunan tanah juga dapat menyebabkan banjir rob di area pesisir dan penurunan kualitas lingkungan.

 

Stasiun pemantauan penurunan tanah tersebut milik Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta. Stasiun ini dibangun oleh bidang pengendalian rob dan pengembangan pesisir pantai untuk memantau fenomena penurunan tanah yang terjadi di wilayah tersebut. Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta melakukan pemantauan penurunan tanah di tujuh lokasi berikut:

 

1. Gudang Material Sumber Daya Air di Kecamatan Cilincing.

2. Gedung Pompa Tanjungan, Jakarta Utara.

3. Gudang Material Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Barat di Kecamatan Kembangan.

4. Gudang Material Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Utara di Kecamatan Pademangan.

5. Gedung Pompa Muara Angke, Jakarta Utara.

6. Gedung Pompa Super Timur, Satu Kodamar, Jakarta Utara.

7. Gedung Pompa Junction, Jakarta Utara.

 

untuk mengetahui lapisan tanah yang mengalami penurunan. Metode yang digunakan dalam pemantauan ini termasuk sistem pengamatan otomatis dan teknologi seperti INSAR dan GPS geodetik. Tujuan dari pemantauan ini adalah untuk memahami lebih baik di mana dan mengapa penurunan tanah terjadi, serta untuk mengambil langkah-langkah mitigasi yang diperlukan.

Go To Top