Berita & Artikel

Dinas SDA Kerahkan...

JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta melakukan berbagai upaya penanganan genangan atau banjir akibat luapan Sungai/Kali Ciliwung yang kawasan hulu-nya diguyur hujan sangat lebat hingga ekstrem sejak Minggu (2/3/2025).Plt. Kepala Dinas SDA, Ika Agustin Ningrum menyampaikan bahwa pihaknya telah mengerahkan seluruh pasukan biru di lapangan untuk penangnanan genangan.Ia menambahkan bahwa pihaknya juga mengoperasikan 500 unit pompa air di 202 lokasi untuk mengendalikan genangan. Infrastruktur pengendali banjir seperti pompa mobile juga dikerahkan guna mempercepat penyedotan air di lokasi terdampak.Pompa-pompa tersebut dipastikan bekerja sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), meskipun beberapa harus dijadwalkan istirahat agar tidak mengalami kerusakan.“Karena permukaan Jakarta lebih rendah dari laut dan tinggi muka air di sungai lebih tinggi, maka pompa-pompa yang ada harus segera beroperasi,” ucap Ika, sebagaimana dikutip BeritaJakarta, Rabu (5/3/2025).Untuk mempercepat pengurangan debit Kali Ciliwung, Pemprov DKI telah membuka Sodetan Ciliwung di Bidara Cina, Jakarta Timur, untuk selanjutnya dialirkan ke Kanal Banjir Timur (KBT). Pembukaan sodetan ini, sambung Ika, dilakukan untuk mengurangi debit air Sungai Ciliwung yang menuju Kanal Banjir Barat.“Kemarin sore, ketinggian air di Pintu Air Manggarai mencapai 800–850 cm. Kalau sodetan Ciliwung tidak dibuka, ketinggian air bisa lebih tinggi,” ujarnya.Ia menambahkan, dengan kondisi cuaca yang masih berpotensi hujan dalam dua hari ke depan, Pemprov DKI Jakarta terus bersiaga dan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menangani banjir di Jakarta.Namun, upaya pengerukan sungai sementara dihentikan karena tingginya permukaan air. Pengerukan akan kembali dilakukan setelah air surut untuk mengurangi sedimentasi di sungai.“Peralatan sudah siap di lokasi, tapi jika air masih tinggi, alat berat bisa terguling. Kami akan lanjutkan pengerukan setelah kondisi memungkinkan,” tutur Ika.

Apel Siaga Jakarta...

JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melaksanakan Apel Siaga Jakarta di Taman Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Minggu (23/2/2025). Apel ini dipimpin langsung Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Rano Karno. Kegiatan ini sekaligus sebagai langkah awal pengerukan kali/sungai serta waduk/embung di kota-kota administrasi Jakarta.“Hari ini, kita bergerak bersama untuk melakukan pengerukan serentak di 17 Sungai dan Kanal pada 6 (enam) wilayah Kota/Kabupaten DKI Jakarta,” ucap Wagub Rano Karno dalam sambutannya.Hal ini, sambung dia, dilakukan sebagai upaya mitigasi potensi banjir Jakarta. Pasalnya, Jakarta diguyur hujan dengan intensitas ekstrim di atas 300 mm/hari beberapa waktu lalu yang mengakibatkan sejumlah wilayah tergenang.“Banjir, genangan, dan rob masih menjadi masalah klasik Jakarta yang belum sepenuhnya tuntas,” katanya.Apel ini juga dilakukan untuk memastikan kesiapan infrastruktur serta kesiapsiagaan jajaran petugas lapangan menjadi sinergi penting untuk menghadapi potensi banjir akibat air kiriman maupun curah hujan yang berkepanjangan.“Melalui apel Siaga Jakarta, saya ingin memastikan koordinasi, kesiapan personil serta operasional infrastruktur pengendali banjir seperti pompa, pintu air, drainase, serta kegiatan pengerukan kali, sungai, dan waduk, dapat dilaksanakan dengan optimal,” ucap pria yang karib disapa Bang Doel ini.Melalui apel Siaga Jakarta, Wagub Rano memastikan koordinasi, kesiapan personil serta operasional infrastruktur pengendali banjir seperti pompa, pintu air, drainase, serta kegiatan pengerukan kali, sungai, dan waduk, dapat dilaksanakan dengan optimal.Tidak hanya itu, sejumlah program pengendalian banjir juga akan dilakukan, antara lain membangun sistem polder baru untuk pengendalian banjir, menambah jumlah dan kapasitas pompa stationer maupun mobile.Guna mempercepat penanggulangan banjir rob, Pemprov DKI Jakarta juga akan membangun tanggul mitigasi rob untuk mengendalikan banjir rob pada 5 lokasi/titik krusial. Upaya ini dilakukan sambil menunggu Tanggul NCICD (National Capital Integrated Coastal Development) yang direncanakan pemerintah pusat.“Saya berharap ini menjadi titik awal sekaligus penyemangat komitmen kita semua untuk terus Siap Jaga Jakarta sepanjang tahun, tidak hanya di musim penghujan saja karena ancaman rob bisa datang setiap saat mengikuti siklus bulanan,” kata Wagub Rano.

Pembongkaran dan Pe...

JAKARTA - Dinas Sumber Daya Air Jakarta melalui Satuan Tugas (Satgas) SDA Kecamatan Senen melakukan pembongkaran dan perbaikan tali-tali air yang tersumbat oleh sedimen yang menumpuk di kawasan Jalan Salemba Raya, Senen, Jakarta Pusat, pada Senin (17/2/2025).Selain di Jalan Salemba Raya, pembongkaran dan perbaikan tali-tali air ini juga dilakukan di 5 kota administrasi Jakarta. Kegiatan ini dilakukan guna mengantisipasi genangan di sejumlah daerah rawan. Adapun tali-tali air merupakan saluran kecil yang berada dalan trotoar yang berfungsi mengalirkan air dari jalan menuju saluran atau drainase. Meskipun umumnya tersembunyi dan berukuran kecil, tali-tali air ini memiliki fungsi yang penting, sehingga perlu dijaga bersama-sama agar efektif mengatasi potensi genangan.

Wagub Terpilih Rano...

JAKARTA - Wakil Gubernur (Wagub) Terpilih, Rano Karno, bersama Tim Transisi Bidang Kebijakan Lingkungan Hidup, Prof Firdaus, mengunjungi Rumah Pompa Waduk Pluit di Jalan Muara Baru Ujung, Kel. Penjaringan, Kec. Penjaringan, Jakarta Utara, pada Kamis (13/2/2025). Wagub Terpilih disambut Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA), Ika Agustin Ningrum beserta jajaran.Setibanya di lokasi, Wagub Rano Karno langsung diajak berkeliling rumah pompa, mulai dari ruang pompa, ruang panel, hingga balkon yang menghadap langsung ke laut. Plt. Kadis SDA memaparkan pentingnya Rumah Pompa Waduk Pluit sebagai salah satu infrastruktur pengendali banjir Jakarta.Wagub Rano Karno menilai bahwa Rumah Pompa Waduk Pluit merupakan salah satu benteng pertahanan banjir Jakarta. Sebab menurutnya, Rumah Pompa Waduk Pluit memiliki kapasitas yang besar sehingga diharapkan efektif mengatasi banjir, khususnya di utara Jakarta.Pemeran ‘Doel’ dalam Sinetron ‘Si Doel Anak Sekolahan’ ini juga mengajak masyarakat turut menjaga infrastruktur pengendali banjir Jakarta agar dapat bekerja efektif.

Pembersihan Materia...

Satuan Tugas (Satgas) Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jakarta bersama Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) melakukan pembersihan material tanah yang berserakan di Jalan RE Martadinata, Kel. Papanggo, Kec. Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Minggu (16/2/2025). Pembersihan dilakukan untuk mengurangi debu yang mengganggu pengendara serta untuk keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan. Pembersihan di lokasi tersebut sekaligus menindaklanjuti laporan warga yang mengeluh adanya lumpur dan tanah, serta debu akibat dari proyek pembangunan Jalan Tol Harbour Road.Adapun pembersihan dilakukan dengan menyemprotkan air mulai dari bawah flyover Jalan Tol Pelabuhan hingga simpang tiga Jalan RE Martadinata dan Jalan Sunter Permai Raya.Saat ini kondisi jalan sudah kembali normal, tidak ada lumpur maupun tanah yang berserakan. Sehingga, pengendara sudah bisa melintas dengan aman dan nyaman.Untuk diketahui, Ruas Jalan RE Martadinata sebelumnya dikabarkan berdebu imbas tanah berserakan di jalan. Material tanah kering itu tercecer sekitar 200 meter, dimulai dari di bawah fly over Jalan Tol Pelabuhan hingga simpang tiga Jalan RE Martadinata dan Jalan Sunter Permai Raya. Lokasi jalan yang berdebu ini dekat dengan Jakarta International Stasium (JIS), jaraknya kurang lebih 50 meter. Namun akses jalan dekat JIS tak ada material tanah yang berserakan.Material tanah kering itu menumpuk di sisi kanan dan kiri jalan menyebabkan debu tanah, terlebih saat kendaraan besar seperti kontainer dan bus melintas. Debu tanah itu juga mengganggu pengguna jalan karena sejumlah pengendara sepeda motor harus mengurangi kecepatannya akibat jarak pandang yang terbatas.

Tekan Risiko Banjir...

JAKARTA TIMUR - Suku Dinas Sumber Air (Sudin SDA) Kota Administrasi Jakarta Timur membangun 9 unit pintu air sepanjang tahun 2024. Pembangunan waduk ini dilakukan agar risiko banjir dan genangan di area pemukiman di wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur berkurang. Adapun pembangunan pintu air ini difokuskan pada outlet embung atau waduk guna mengatur debit air yang mengalir ke saluran penghubung (Phb) atau kali."Keberadaan pintu air ini untuk mengatur debit saluran air yang melintas di pemukiman warga. (Jadi), ketika hujan deras, air ditampung di embung atau waduk dan ketika reda atau kemarau dilepas ke saluran air," kata Kepala Seksi Pembangunan dan Peningkatan Drainase Sudin SDA Jakarta Timur Tengku Saugi Zikri.Dengan pengaturan debit air melalui pintu air ini, kata Saugi, diharapkan genangan di pemukiman warga bisa diatasi, karena debit saluran air dapat diatur sesuai kebutuhan dan kondisi di lapangan.Berikut 9 lokasi pembangunan pintu air tersebut, di antaranya:- Outlet dan saluran Embung Sejuk , Cilangkap;- Pintu air di Kolam Olak Komplek Diskum RW 012 (Dekat Rumah Pompa Cipinang Indah, Cipinang Muara;- Pintu Air dan Kolam Olak RT 003 RW 016, Kayu Putih;- Pintu Air Jl Dato Tonggara RT 016 RW 011 (Gg Hj Sairi) Kali Cipinang, Kramat Jati;- Pembangunan Pintu Air Saluran Outlet Embung Cenderawasih, Ciracas;- Pembangunan Pintu Air PHB Caglak Menuju Kali Cipinang (Inlet Waduk Cimanggis), Cibubur;- Pembangunan Pintu Air dan Kolam Olak Saluran PHB Jl Rawamangun Muka Selatan Komplek Rumah Negara Bea Cukai, Pisangan Timur;- Pintu Air dan Kolam Olak Outlet Saluran Embung Markas Satuan Gupusran Puspalad, Cakung Barat;- Pintu Air RW 003 Taman Kampung Jati, Kelurahan Rambutan.

Ini Langkah Dinas S...

JAKARTA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta terus berupaya mengantisipasi dampak curah hujan yang tinggi dengan melakukan berbagai inovasi pengendalian banjir. Program penanganan banjir tersebut telah disusun melalui rencana aksi roadmap yang akan menjadi landasan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045.“Upaya penanganan banjir di Jakarta dilakukan di antaranya dengan membangun infrastruktur pengendali banjir, seperti waduk/embung, perkuatan tanggul kali, pembangunan sistem polder/pompa, serta peningkatan kapasitas drainase kawasan,” kata Plt. Kepala Dinas SDA Ika Agustin Ningrum.Pengerukan Waduk/Situ/Embung dan Kali/SungaiDinas SDA rutin melakukan pengerukan di kali, waduk, dan saluran air untuk mengangkat sedimen lumpur, sehingga kapasitas saluran tetap optimal dalam menampung air. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalkan genangan saat musim hujan. Sepanjang tahun 2024, progres pengerukan sedimen waduk/situ/embung serta saluran di 5 kota administrasi sudah mencapai 1.134.516 meter kubik (m3). Yang mana sebanyak 650.103 m3 merupakan sedimen pengerukan waduk/situ/embung. Kemudian total pengerukan kali/sungai sebanyak 305.664 m3 dan pengerukan saluran tersier atau penghubung (PHB) totalnya 178.748 m3.Sarana Prasarana DinasLebih lanjut, Dinas SDA memiliki 593 unit pompa stasioner yang tersebar di 202 lokasi dan 557 unit pompa mobile yang tersebar di lima wilayah administrasi Jakarta. Pompa mobile digunakan untuk menjangkau lokasi banjir/genangan yang tidak bisa dijangkau pompa stasioner. Kemudian terdapat 3.962 personil (Petugas Pengendali Banjir dan Pengelolaan Pantai) personel pasukan biru  yang disiagakan di lapangan juga dilakukan sebagai langkah mitigasi banjir.Perkuatan Tanggul KaliSelain itu, Dinas SDA juga memasang sheet pile atau tanggul di sisi kali/sungai. Pemasangan tanggul bertujuan untuk menanggulangi tanah longsor di sekitar kali/sungai. Sheet pile yang telah dibangun seperti di Kali Pesanggrahan, Jakarta Barat dan Kali Sunter segmen Pompa Pulomas, Jakarta Utara.Pembangunan Tanggul Pengaman Pantai (NCICD)Untuk mengatasi banjir rob karena pasang laut di wilayah pesisir Utara Jakarta, peabangunan tanggul pengaman pantai National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) Fase A terus dipercepat. Optimalisasi operasional sarana dan prasarana pengendali banjir juga terus dilakukan, seperti penyiagaan rumah pompa, pintu air, alat berat, serta pemeliharaan/perawatan agar dapat bekerja secara maksimal saat kondisi pra maupun saat penanganan banjir.Pembangunan Infrastruktur Pengendali BanjirPada tahun 2024, terdapat 5 polder/pompa yang sedang dibangun dan 2 lokasi pompa stasioner yang direvitalisasi. Kemudian terdapat 8 waduk/embung yang dibangun dengan rincian 6 waduk/embung merupakan pembangunan lanjutan dan 2 waduk/embung baru.Adapun 5 polder/pompa tersebut, yaitu Polder/Pompa Sunter C, Polder/Pompa Gaya Motor, Polder/Pompa Kali Sepatan (KBN), Polder/Pompa IKPN, dan Polder/Pompa RW 13 (Greenville). Sementara, revitalisasi dilakukan di 2 lokasi pompa yaitu Pompa Stasioner Jl. Tanjung Duren Raya-Jl. Letjen S. Parman, Jakarta Barat, dan Pompa Stasioner Taman BMW, Jakarta Utara.Rincian 6 lokasi pembangunan waduk/embung lanjutan yaitu Waduk Marunda, Waduk Dukuh 2, Waduk Munjul, Waduk Cilangkap, Revitalisasi Embung Kaja, dan Penyelesaian Embung Pekayon. Sementara waduk/embung yang baru dibangun tahun ini yaitu Embung SDN 01 Petukangan Selatan dan Embung Jl. Pemuda Srengseng Sawah.Kemudian untuk pembangunan NCID Fase A dilakukan di Kawasan Muara Angke, Pantai Mutiara, Sunda Kelapa Kelapa-Ancol Barat, dan Kali Blencong (Kawasan Cilincing-Marunda). Selain itu, dibangun pula pompa dan pintu air di muara sungai, serta sistem monitoring dan early warning system banjir rob.

Apa Itu Sistem Pold...

JAKARTA – Berbicara soal banjir tak lepas dari infrastruktur pengendali banjir seperti waduk/embung dan saluran drainase. Namun ternyata ada salah satu sistem lagi yang punya peran penting untuk mengendalikan banjir Jakarta, ialah sistem polder.Lantas, apa itu polder? Dan bagaimana sistem ini bekerja? Sistem polder adalah suatu cara penanganan banjir dengan kelengkapan bangunan sarana fisik, yang meliputi saluran drainase, kolam retensi, pompa air, yang dikendalikan sebagai satu kesatuan pengelolaan. Sistem polder merupakan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya air yang efektif untuk mengatasi masalah banjir, mengatur drainase, dan memanfaatkan lahan di daerah rendah. Teknologi ini menjadi solusi di wilayah pesisir atau dataran rendah yang rentan terhadap genangan air akibat pasang surut laut atau meluapnya sungai.Dengan menggunakan dinding polder, pompa air, saluran drainase, dan pintu air, sistem ini memungkinkan area rendah tetap kering sehingga dapat dimanfaatkan untuk pemukiman, pertanian, atau infrastruktur lainnya.Untuk mendukung operasionalnya, sistem polder ini terdiri beberapa komponen sebagai berikut:Tanggul keliling dan atau pertahanan laut (Sea Defence) atau konstruksi isolasi lainnyaSistem drainase lapangan (Field Drainage System)Sistem pembawa (Conveyance System)Kolam penampung dan stasiun pompa (Outfall System)Badan air penerima (Recipient Waters)Dengan sistem polder, maka lokasi rawan banjir akan dibatasi dengan jelas, sehingga elevasi muka air, debit dan volume air yang harus dikeluarkan dari sistem dapat dikendalikan. Oleh karena itu, sistem polder disebut juga sebagai sistem drainase yang terkendali.Sistem ini dipakai untuk daerah-daerah rendah dan daerah yang berupa cekungan, ketika air tidak dapat mengalir secara gravitasi. Agar daerah ini tidak tergenang, maka dibuat saluran yang mengelilingi cekungan. Air yang tertangkap dalam daerah cekungan itu sendiri ditampung di dalam suatu waduk, dan selanjutnya dipompa ke kolam tampungan.

Dikunjungi Komisi D...

JAKARTA – Komisi D DPRD DKI Jakarta menilai kehadiran Rumah Pompa Polder Kamal di Jalan Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, dinilai efektif mengurangi dampak banjir rob di kawasan tersebut. Hal ini disampaikan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Yuke Yurike saat berkunjung ke Rumah Pompa Polder Kamal, Rabu (15/1/2025).Yuke dan anggota Komisi D merasakan langsung keberadaan Rumah Pompa Polder Kamal yang telah memberi dampak signifikan dalam pengendalian banjir rob sejak 2024.“Alhamdulillah, disampaikan dengan adanya rumah polder ini, dari 2024 ini lumayan mengurangi rob. Kita lihat langsung sekarang kondisinya rob, tetapi kita rasakan langsung manfaatnya di sini (tidak banjir),” ucapnya.Lebih jauh ia menjelaskan bahwa kunjungan jajaran Komisi D DKI Jakarta ini dalam rangka memantau pengendalian banjir rob, khususnya di wilayah pesisir Jakarta. Kunjungan ini juga menjadi momen untuk membahas rencana pengembangan polder di wilayah lain yang belum sepenuhnya tercakup, seperti di bagian barat, tengah, dan timur Jakarta.“Kita berharap nanti lebih banyak, dan kita ada rencana pembuatan polder lagi khususnya wilayah yang belum tercover,” kata Yuke.Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum menjelaskan, upaya pengembangan polder ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas penanganan banjir rob di seluruh wilayah Jakarta. Termasuk juga pembangunan beberapa waduk di bagian utara Jakarta.“Polder ini (Polder Kamal) saja bisa menyedot 30 meter kubik per detik, dan ke depan apabila waduk sudah jadi maka akan makin efektif pengendalian banjir kita,” katanya.Kedepannya, Dinas SDA akan menjadikan Rumah Pompa Polder Kamal ini sebagai pusat edukasi penanganan banjir rob di wilayah pesisir Jakarta. Pusat edukasi ini dirancang agar masyarakat, terutama anak-anak sekolah, dapat belajar langsung mengenai cara penanganan banjir, khususnya banjir rob.Turut hadir dalam kunjungan tersebut jajaran Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta; Sekretaris Dinas SDA, Hendri; Kepala Bidang Pengendalian Rob dan Pengembangan Kawasan Pesisir Pantai Dinas SDA, Ciko Tricanescoro; Kepala Suku Dinas SDA Kota Administrasi Jakarta Barat, Purwanti Suryandari; Kepala Unit Pengadaan Tanah Dinas SDA, Roedito Setiawan; Kepala Pusat Data dan Informasi Dinas SDA, Nugraharyadi; Ketua Subkelompok Pengembangan Pesisir Pantai Bidang Pengendalian Rob dan Pengembangan Pesisir Pantai, Yursid Suryanegara; Kepala Seksi Pengelolaan Sarana Pengendali Banjir, Air Bersih dan Air Limbah Sudin SDA Jakarta Barat, Wira Yudha Bakti; Kepala Subbagian Tata Usaha Unit Pengadaan Tanah Sumber Daya Air, Ibnu Affan.
Go To Top