Pilih Sistem GPS Tracking yang ingin diakses Mail Merge Logo GPS Alat Berat Mail Merge Logo GPS Dumptruck Mail Merge Logo GPS Pompa Mobile

Berita & Artikel

Hati-hati! 7 Wilaya...

Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta bersama Lembaga Pengembangan Ilmu dan Teknologi Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan pemodelan kondisi penurunan tanah, sea level rise (kenaikan permukaan air laut), elevasi pesisir Jakarta dan juga kondisi pasang surut teluk Jakarta, diperoleh potensi kejadian Banjir rob di pesisir Jakarta.Hasilnya, terdapat sejumlah wilayah yang berpotensi tinggi, sedang dan rendah terdampak banjir rob, di antaranya sebagai berikut:Berpotensi Tinggi Terdampak RobTanjungan, wilayah Tanjungan di sekitaran Rumah Pompa Tanjungan dan area tambak berpotensi tinggi terdampak banjir rob.Muara Angke, wilayah Muara Angke berpotensi tinggi terdampak rob di antaranya di sekitar Kawasan pemukiman Pelabuhan RT11/RW11, RT01/RW22, RT02/RW22, sebelum masuk Pelabuhan baru Muara Angke, beberapa di sekitar lokasi Pluit Raya dan Pluit Utara.Muara Baru, wilayah Muara Baru berpotensi tinggi terdampak di sekitar Kawasan Pelabuhan dan Industri Pelabuhan.Marunda, wilayah Marunda berpotensi tinggi terdampak sekitar Museum si Pitung, RT02/RW07, RT03/RW07, RT07, RW07Berpotensi Sedang Terdampak RobPasar Ikan, wilayah Pasar Ikan berpotensi sedang terdampak di sekitar area Pelabuhan Pasar Ikan (Sunda Kelapa).Tanjung Priok dan Kali Baru berpotensi sedang terdampak sekitar Jalan Sulawesi RT03/RW02 dan sekitar Jalan Industri RT01/RW15.Berpotensi Rendah Terdampak RobAncol, wilayah Ancol berpotensi rendah terdampak sekitar perempatan Gunung Sahari Marina dan tinggi di depan JIS.Potensi terjadinya banjir rob pada 7 wilayah tersebut yakni pada tanggal 26 sampai dengan 30 Mei 2025 pada sekira pukul 20.00 WIB hingga 22.00 WIB.Adapun berdasarkan data satelit altimetri tercatat bahwa pada bulan Mei biasanya terjadi anomaly sea surface topography, sementara gelombang tinggi akibat angin barat biasa terjadi di penghujung hingga awal tahun. Untuk prediksi tinggi gelombang dapat melihat hasil BMKG seminggu sebelum kejadian (prediksi mingguan).Sebagai catatan, pemodelan potensi Banjir rob dapat berubah dengan terbangunnya tanggul dan juga ketika ada tanggul tapi terjadi kebocoran tanggul serta ada parameter lain yaitu anomaly sea surface topography dan juga karena adanya gelombang tinggi akibat angin.Pemodelan ini diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan pemerintah dan masyarakat serta melakukan upaya mitigasi untuk mengurangi dampak kerugian potensi bencana yang diakibatkan oleh banjir rob.

Dinas SDA Akan Bang...

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta akan membangun 13 rumah pompa/polder di beberapa titik rentan terjadi genangan ataupun banjir di Jakarta.Gubernur DKI Jakarta Pranono Anung mengatakan, polder yang akan dibangun itu bertujuan untuk mengatasi banjir lokal. Sebab menurutnya, Jakarta rentan tergenang jika terjadi hujan sangat lebat hingga ekstrim dengan intensitas mencapai 200 mm/hari.“Ini akan menangani banjir yang bersifat lokal spot. Jadi 13 (polder) tadi tentunya spot-spot yang ada yang memang selalu banjir kalau kemudian curah hujannya di atas 200,” kata Pramono di Rumah Pompa Sunter C, Jakarta Utara, Senin (26/5/2025).Lebih jauh, Gubernur mendorong Dinas SDA mengomunikasikan rencana pembangunan 13 polder ini ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, termasuk mengenai penganggaran. Sebab pemebangunan tersebut harus mendapatkan persetujuan DPRD DKI Jakarta.“Jadi sekali lagi yang disebutkan tadi harus mendapatkan persetujuan DPRD karena anggarannya akan dibahas bersama-sama dengan DPRD,” ucap Pramono.Plt. Kepala Dinas SDA Ika Agustin Ningrum menambahkan bahwa rencana pembangunan 13 polder ini masih bergulir di DPRD. “Saat ini sedang dalam proses pembahasan dan perencanaan dengan DPRD,” ucapnya.Adapun 13 polder yang akan dibangun di antaranya sebagai berikut:Bulak Cabe (hilir Kali Cakung Lama)Cilincing KBNWarung JengkolKampung Sawah Rawa TerateKayu Putih Rawa TerateAncolIKIPCempaka PutihCempaka Putih BaratCengkarengMangga RayaGreenvilleDaan Mogot

Rumah Pompa Sunter...

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengatakan bahwa Rumah Pompa Sunter C menjadi percontohan penangnan banjir di Jakarta yang diakibatkan dari hujan lokal. Hal ini disampaikannya saat konferensi pers usai meresmikan Rumah Pompa Sunter C, Senin (26/5/2025).“Saya bersyukur hari ini kita memulai cara penanganan banjir yang bersifat spot atau daerah tertentu yang memang mengalami banjir,” ucap Gubernur Pramono.“Saya tadi sudah melihat sistemnya sangat baik dan menurut saya ini sebagai salah satu contoh penanganan banjir-banjir yang bersifat spot lokal di Jakarta, karena seperti yang saya sampaikan pada prinsipnya banjir ada tiga, banjir kiriman, banjir spot lokal, kemudian banjir karena rob,” imbuhnya.Memiliki 3 unit pompa dengan kapasitas total 6.000 liter per detik, Rumah Pompa Sunter C diharapkan mampu mengatasi genangan yang terdampak di Kelurahan Sunter Agung dan Sungai Bambu, Kecamatan Tanjung Priok. Rumah Pompa Sunter C juga telah dilengkapi dengan sistem digital, sehingga dapat dioperasikan dan dimonitor secara langsung.“Tadi saya sudah melihat secara langsung ada tiga pompa utama dan cara penanganannya sudah betul-betul secara digital, diketahui secara langsung,” ucapnya.Untuk informasi, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung meresmikan Rumah Pompa Sunter C di Jalan Danau Sunter Utara, Kelurahan Sunter Agung, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Senin (26/5/2025).Pembangunan Rumah Pompa Sunter C didasarkan pada pengamatan genangan dari tahun 2020 - 2023, yang mana terdapat genangan berulang di Jalan Danau Sunter Utara Kelurahan Sunter Agung dan Jalan Gaya Motor Kelurahan Sungai Bambu dengan ketinggian 20-50 cm.Pembangunan Rumah Pompa Sunter C dibangun untuk mengoptimalkan Saluran Phb. Sunter C sebagai ekosistem pengendalian banjir.Rumah Pompa Sunter C ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas Polder Sunter Selatan dan Polder Sunter Utara sebagai Ekosistem Pengendalian Banjir, menurunkan tinggi muka air di Saluran Phb. Sunter C sehingga sistem saluran di sisi Utara dan Selatan Jalan Danau Sunter Utara dapat berfungsi secara optimal untuk pengendalian banjir, serta mengurangi beban aliran banjir yang menuju Danau Sunter Utara dan Danau Sunter Selatan.

Diresmikan Gubernur...

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung meresmikan Rumah Pompa Sunter C di Jalan Danau Sunter Utara, Kelurahan Sunter Agung, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Senin (26/5/2025). Pembangunan Rumah Pompa Sunter C dibangun untuk mengoptimalkan Saluran Phb. Sunter C sebagai ekosistem pengendalian banjir dengan tujuan untuk mengatasi genangan yang terdampak di Kelurahan Sunter Agung dan Sungai Bambu, Kecamatan Tanjung Priok.Dalam sambutannya, Gubernur Pramono menyampaikan bahwa pembangunan Rumah Pompa Sunter C ini menjadi bentuk kesungguhan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam penanganan banjir."Dalam kesempatan ini saya juga ingin menyampaikan kepada teman-teman sekalian bahwa Pemerintah DKI Jakarta secara sungguh-sungguh ingin menangani persoalan banjir," ucapnya.Rumah Pompa Sunter C ini dilengkapi dengan 3 unit pompa berkapasitas masing-masing 2.000 liter per detik serta satu unit pompa lumpur berkapasitas 250 liter per detik.Pembangunan Rumah Pompa Sunter C didasarkan pada pengamatan genangan dari tahun 2020 - 2023, yang mana terdapat genangan berulang di Jalan Danau Sunter Utara Kelurahan Sunter Agung dan Jalan Gaya Motor Kelurahan Sungai Bambu dengan ketinggian 20-50 cm.Pembangunan rumah pompa ini menghabiskan anggaran sebesar Rp80 miliar, dengan rincian masing-masing unit pompa senilai Rp10 miliar dan sisanya digunakan untuk melengkapi sarana dan prasarana rumah pompa tersebut."Jadi lengkap dengan pipa, dengan fasilitas dan sebagainya kurang lebih 80M. Sehingga bagian dari transparansi yang akan kami lakukan semua yang kami buat budgetnya akan kami buka untuk publik supaya publik juga akan mengetahuinya," kata Gubernur.Dalam pengoperasiannya, Rumah Pompa Sunter C dilengkapi dengan sistem digital sehingga setiap pompa yang sedang bekerja dapat dipantau langsung secara real time."Saya sudah melihat secara langsung ada tiga pompa utama dan cara penanganannya sudah betul-betul secara digital, diketahui secara langsung," ucap Pramono.Kehadiran rumah pompa ini, lanjut Gubernur, sebagai langkah Pemprov Jakarta dalam menangani banjir, khususnya yang disebabkan oleh hujan lokal."Menurut saya ini sebagai salah satu contoh penanganan banjir-banjir yang bersifat spot lokal di Jakarta, karena seperti yang saya sampaikan pada prinsipnya banjir ada tiga, banjir kiriman, banjir spot lokal, kemudian banjir karena rob," tuturnya.Plt. Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta, Ika Agustin Ningrum, berujar bahwa rumah pompa ini memiliki saluran penyimpanan air sepanjang 2,2 kilometer dan mampu mengendalikan banjir di area seluas kurang lebih 20 hektare.“Permasalahan di daerah ini adalah, jadi kalau banjir jalan-jalan di Sunter Agung ini, sudah rata dengan sungainya, dan kalau curah hujannya masih 100 sampai dengan 150 mm, infrastruktur kita sudah siap. Tetapi kalau curah hujannya lebih dari itu, maka kita perlu pembangunan infrastruktur, oleh karena itu dibangunlah rumah pompa sunter C,” ucap Ika.Rumah Pompa Sunter C ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas Polder Sunter Selatan dan Polder Sunter Utara sebagai Ekosistem Pengendalian Banjir, menurunkan tinggi muka air di Saluran Phb. Sunter C sehingga sistem saluran di sisi Utara dan Selatan Jalan Danau Sunter Utara dapat berfungsi secara optimal untuk pengendalian banjir, serta mengurangi beban aliran banjir yang menuju Danau Sunter Utara dan Danau Sunter Selatan.

Tembok Gudang Rawa...

Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Kota Administrasi Jakarta Selatan melakukan perbaikan tembok panel yang sempat roboh akibat tak mampu menahan hujan cukup deras di Gudang Rawa Minyak-Jl. Raya Aup, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.Hingga Jumat (23/5/2025), perbaikan sedang dalam fase pemasangan fondasi batu kali yang berfungsi sebagai penopang kolom dan landasan pagar panel beton. Mengerahkan sebanyak 20 orang Satgas SDA/Pasukan Biru, pekerjaan ini diperkirakan akan selesai pada pekan depan.Untuk informasi, pada Rabu (21/5/2025) sekitar pukul 10.00 WIB terjadi hujan deras di kawasan Kelurahan Pasar Minggu khususnya area Gudang Rawa Minyak.Hujan yang deras mengakibatkan air di saluran penghubung sekeliling lahan Rawa Minyak meluap. Sistem aliran saluran penghubung terkumpul di Embung BI (Bank Indonesia) yang melalui crossing (outlet) Jl. Raya Aup.Akibat debit yang tinggi luapan air tersebut antri menuju outlet Rawa Minyak. Antrean air tersebut mendorong pagar lahan Rawa Minyak yang berupa pagar panel beton dan mengakibatkan pagar roboh sepanjang 7,5 meter sehingga menggenangi pemukiman RT 06/RW 10 Kelurahan Pasar Minggu.Sudin SDA Jakarta Selatan mengerahkan tenaga satgas sebanyak 30 personil untuk membendung air hujan agar tidak melimpas ke jalan menggunakan karung berisi pasir yang disusun setinggi 30-50 cm, membersihkan sampah di sekeliling saluran, membersihkan rumah warga yang terdampak banjir serta membersihkan puing-puing bekas pagar roboh dengan alat berat berupa excavator sebanyak 2 unit serta memasang pagar seng sebagai pembatas area pekerjaan, pengaman dan penghalang pandangan saat bekerja.Hari Kamis (22/5/2025) satgas melakukan pekerjaan galian tanah dan pemasangan pondasi batu kali yang berfungsi sebagai penopang kolom dan landasan pagar panel beton.

Penanganan Tembok J...

Dinas Sumber Daya Air (SDA) melalui Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan melakukan penanganan tembok yang jebol di Gudang SDA Rawa Minyak di Jalan Raya AUP, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Rabu (21/5/2025).Diketahui, tembok sepanjang 7,5 meter Gudang SDA Rawa Minyak itu roboh diduga akibat tak mampu menahan beban air akibat hujan cukup deras, sehingga melimpas ke Jalan Raya AUP.Guna menangani insiden tersebut, sebanyak 30 Satuan Tugas (Satgas) SDA dibantu petugas di Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dikerahkan serta dua unit alat berat.Penanganan dilakukan dengan melakukan pembersihan lumpur dan puing pascabanjir, dan sementara ditambal dengan karung pasir yang ditumpuk dan terpal.Terpantau hingga pukul 13.20 WIB, air yang melimpas di Jalan AUP sudah surut, serta puing sudah dibersihkan.Rencananya, perbaikan tembok beton akan dilakukan esok hari pada Kamis (22/5/2025).

Gubernur Pramono An...

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta melakukan pengerukan Kali Cakung Lama, Jakarta Utara. Upaya ini dilakukan sebagai bagian dari sistem pengendalian banjir terpadu. Selain pengerukan, Kali Cakung Lama juga akan ditanggul dan dibangun rumah pompa, yakni Pompa Bulak Cabe pada bagian hilirnya.Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan bahwa tidak ada warga yang digusur pada proyek tersebut. Hal ini disampaikannya usai meninjau pengerukan Kali Cakung Lama di Jalan Gang Masjid, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Senin (19/5/2025).“Dalam penyelesaian penanganan Sungai Cakung Lama ini kita tidak melakukan penggusuran. Sama sekali kita tidak melakukan penggusuran,” kata Gubernur Pramono Anung.Ia menjelaskan bahwa dalam proyek pengerukan Kali Cakung Lama ini, Pemrpov Jakarta mengedepankan pendekatan personal secara langsung sehingga dapat diterima masyarakat.“Memang progresnya alhamdulillah karena pendekatannya sangat personal yang dilakukan oleh tim masyarakat bisa menerima ini dengan baik,” ucap Pramono.Untuk informasi, Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta melakukan pengerukan di Kali Cakung Lama, Jakarta Utara. Pengerukan kali sepanjang 8 kilometer ini terbagi dalam 11 segmen dan ditargetkan selesai pada tahun 2027.Pramono menjelaskan bahwa kawasan Kelurahan Pegangsaan Dua, Kecamatan Kelapa Gading ini kerap dilanda banjir setinggi 30 hingga 40 sentimeter ketika hujan. Hal ini, sambung dia, lantaran Kali Cakung Lama ini sudah lama tidak dikeruk sehingga menyebabkan pendangkalan dan berkurangnya daya tampung badan air tersebut. Ia berharap serangkaian upaya pemerintah ini dapat mengatasi banjir, khususnya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.Tentang Pembangunan Tanggul Kali Cakung Lama dan Pompa Bulak CabeBerdasarkan peta sebaran genangan tahun 2020 - 2025 daerah Pegangsaan Dua, Kelapa Gading Kota Jakarta Utara yang berulang setiap tahun dengan ketinggian genangan bervariasi sekitar 15 – 40 cm. Secara sistem daerah alirang sungai (DAS), wilayah genangan ini masuk ke dalam DAS Cakung Lama.Berikut permasalahan pada DAS Cakung Lama, antara lain:1. Pendangkalan KaliTingginya endapan sedimen di Kali Cakung Lama mengakibatkan pendangkalan di sepanjang Kali Cakung Lama yang menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di wilayah sekitar Kali Cakung Lama dan sekitarnya.2. Bantaran Kali yang LongsorKarena belum terdapatnya turap eksisting yang dibuat secara teknis sehingga jalan mudah terjadi longsor yang menghambat saluran dan membahayakan pengguna jalan.3. Genangan Akibat Luapan Kali Cakung LamaKondisi saat terjadinya saat hujan dengan intensitas cukup tinggi menyebabkan terjadinya genangan akibat luapan Kali Cakung Lama.4. Penyempitan Akibat BangunanKondisi saat ini kali yang semakin menyempit karena okupasi warga dan banyaknya bangunan dibantaran kali. Sehingga menyulitkan dalam melakukan pemeliharaan kali.Sebagai respons terhadap kondisi tersebut,Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta melalui Suku Dinas Sumber Daya Air Kota Administrasi Jakarta Utara melakukan pengerukan Kali Cakung Lama.Tujuan utama pengerukan ini adalah untuk mengangkat endapan lumpur, memperlebar aliran sungai, dan meningkatkan kapasitas tampung air agar tidak meluap saat hujan deras.Pengerukan Kali Cakung Lama terbagi dalam 17 Segmen dari Mulai Jl. Pegangsaan Dua (PT Jamafac) sampai dengan Pompa Bulak Cabe dengan total panjang saluran ± 8,75 Km (Sudah dikeruk ± 2,4 Km dan yang belum dikeruk ±6,35 km) yang sudah dimulai dari tahun 2024 dan ditargetkan selesai pada triwulan 2 (dua) Tahun 2027 .Pompa Bulak CabePembangunan Pompa dengan Kapasitas Pompa 3 x 8 m3/detik dan pompa lumpur 2 x 0.25 m/3 detik. Kegiatan Pembangunan Pompa untuk peningkatan Pompa Bulak Cabe guna menarik aliran Kali Cakung Lama menuju Cakung Drainagar muka air Kali Cakung Lama lebih cepat mengalir menuju Cakung Drain sehingga potensi genangan akibat luapan kali Cakung Lama dapat tertangani.

Kali Cakung Lama Di...

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memastikan komitmen Pemerintah Provinsi Jakarta dalam mengatasi banjir, khususnya di kawasan Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Komitmen ini diwujudkan dengan kegiatan pengerukan sepanjang 8 kilometer di Kali Cakung Lama. Demikian disampaikannya usai meninjau pengerukan Kali Cakung Lama di Jalan Gang Masjid, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Senin (19/5/2025).“Pengerukan yang ada di Sungai Cakung Lama ini menunjukkan bahwa Pemerintah Jakarta sungguh-sungguh dan serius untuk mengerjakan persoalan yang menjadi keluhan masyarakat di sekitar Kelapa Gading ini,” ujar Gubernur Pramono.Ia menjelaskan bahwa kawasan Kelurahan Pegangsaan Dua, Kecamatan Kelapa Gading ini kerap dilanda banjir setinggi 30 hingga 40 sentimeter ketika hujan. Hal ini, sambung dia, lantaran Kali Cakung Lama ini sudah lama tidak dikeruk sehingga menyebabkan pendangkalan dan berkurangnya daya tampung badan air tersebut.“Untuk itu, pengerukan dimulai dan harapannya tahun 2027 bisa diselesaikan. Panjangnya 8,0 km, terbagi 11 segmen,” kata Pramono.Ia menambahkan, selain pengerukan, Kali Cakung Lama juga akan ditanggul dan dibangun rumah pompa pada bagian hilirnya. Ini dilakukan sebagai bagian dari sistem pengendalian banjir terpadu.“Artinya mudah-mudahan kalau ini tertangani dengan baik maka persoalan banjir yang ada di daerah Kelapa Gading ini bisa tertangani,” tuturnya.Tentang Pembangunan Tanggul Kali Cakung Lama dan Pompa Bulak CabeBerdasarkan peta sebaran genangan tahun 2020 - 2025 daerah Pegangsaan Dua, Kelapa Gading Kota Jakarta Utara yang berulang setiap tahun dengan ketinggian genangan bervariasi sekitar 15 – 40 cm. Secara sistem daerah alirang sungai (DAS), wilayah genangan ini masuk ke dalam DAS Cakung Lama.Berikut permasalahan pada DAS Cakung Lama, antara lain:1. Pendangkalan KaliTingginya endapan sedimen di Kali Cakung Lama mengakibatkan pendangkalan di sepanjang Kali Cakung Lama yang menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di wilayah sekitar Kali Cakung Lama dan sekitarnya.2. Bantaran Kali yang LongsorKarena belum terdapatnya turap eksisting yang dibuat secara teknis sehingga jalan mudah terjadi longsor yang menghambat saluran dan membahayakan pengguna jalan.3. Genangan Akibat Luapan Kali Cakung LamaKondisi saat terjadinya saat hujan dengan intensitas cukup tinggi menyebabkan terjadinya genangan akibat luapan Kali Cakung Lama.4. Penyempitan Akibat BangunanKondisi saat ini kali yang semakin menyempit karena okupasi warga dan banyaknya bangunan dibantaran kali. Sehingga menyulitkan dalam melakukan pemeliharaan kali.Sebagai respons terhadap kondisi tersebut,Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta melalui Suku Dinas Sumber Daya Air Kota Administrasi Jakarta Utara melakukan pengerukan Kali Cakung Lama.Tujuan utama pengerukan ini adalah untuk mengangkat endapan lumpur, memperlebar aliran sungai, dan meningkatkan kapasitas tampung air agar tidak meluap saat hujan deras.Pengerukan Kali Cakung Lama terbagi dalam 17 Segmen dari Mulai Jl. Pegangsaan Dua (PT Jamafac) sampai dengan Pompa Bulak Cabe dengan total panjang saluran ± 8,75 Km (Sudah dikeruk ± 2,4 Km dan yang belum dikeruk ±6,35 km) yang sudah dimulai dari tahun 2024 dan ditargetkan selesai pada triwulan 2 (dua) Tahun 2027 .Pompa Bulak CabePembangunan Pompa dengan Kapasitas Pompa 3 x 8 m3/detik dan pompa lumpur 2 x 0.25 m/3 detik. Kegiatan Pembangunan Pompa untuk peningkatan Pompa Bulak Cabe guna menarik aliran Kali Cakung Lama menuju Cakung Drainagar muka air Kali Cakung Lama lebih cepat mengalir menuju Cakung Drain sehingga potensi genangan akibat luapan kali Cakung Lama dapat tertangani.

Gubernur Pramono An...

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung meninjau pengerukan Kali Cakung Lama di Jalan Gang Masjid, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Senin (19/5/2025). Dalam peninjauan ini, Kepala Daerah Provinsi Jakarta itu didampingi Plt. Kepala Dinas Sumber Daya Air, Ika Agustin Ningrum, Wali Kota Jakarta Utara, serta jajaran Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Utara.“Disini kita meninjau dimulainya, sebenarnya bukan dimulainya, sudah dimulai, tetapi kita melihat pengerukan yang ada di Sungai Cakung Lama,” ucap Gubernur Pramono.Ia menjelaskan bahwa pengerukan kali sepanjang 8 kilometer ini terbagi dalam 11 segmen dan ditargetkan selesai pada tahun 2027.Selain pengangkatan lumpur dan pelebaran aliran, sambung Gubernur, pada Kali Cakung Lama akan dilakukan pekerjaan penguatan tanggul serta pembangunan Pompa Bulak Cabai di hilir alirannya. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari sistem pengendalian banjir terpadu.Ia pun menargetkan pengerukan ini dapat dituntaskan pada tahun 2027 mendatang agar masyarakat sekitar Kali Cakung Lama dan daerah Kelapa Gading dapat terbebas dari banjir.“Untuk itu pengerukan dimulai, dan harapannya tahun 2027 bisa diselesaikan,” ucap Pramono. “Mudah-mudahan kalau ini tertangani dengan baik maka persoalan banjir yang ada di daerah Kelapa Gading ini bisa tertangani.”Tentang Pembangunan Tanggul Kali Cakung Lama dan Pompa Bulak CabeBerdasarkan peta sebaran genangan tahun 2020 - 2025 daerah Pegangsaan Dua, Kelapa Gading Kota Jakarta Utara yang berulang setiap tahun dengan ketinggian genangan bervariasi sekitar 15 – 40 cm. Secara sistem daerah alirang sungai (DAS), wilayah genangan ini masuk ke dalam DAS Cakung Lama.Berikut permasalahan pada DAS Cakung Lama, antara lain:Pendangkalan KaliTingginya endapan sedimen di Kali Cakung Lama mengakibatkan pendangkalan di sepanjang Kali Cakung Lama yang menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di wilayah sekitar Kali Cakung Lama dan sekitarnya.Bantaran Kali yang LongsorKarena belum terdapatnya turap eksisting yang dibuat secara teknis sehingga jalan mudah terjadi longsor yang menghambat saluran dan membahayakan pengguna jalan.Genangan Akibat Luapan Kali Cakung LamaKondisi saat terjadinya saat hujan dengan intensitas cukup tinggi menyebabkan terjadinya genangan akibat luapan Kali Cakung Lama.Penyempitan Akibat BangunanKondisi saat ini kali yang semakin menyempit karena okupasi warga dan banyaknya bangunan dibantaran kali. Sehingga menyulitkan dalam melakukan pemeliharaan kali.Sebagai respons terhadap kondisi tersebut,Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta melalui Suku Dinas Sumber Daya Air Kota Administrasi Jakarta Utara melakukan pengerukan Kali Cakung Lama.Tujuan utama pengerukan ini adalah untuk mengangkat endapan lumpur, memperlebar aliran sungai, dan meningkatkan kapasitas tampung air agar tidak meluap saat hujan deras.Pengerukan Kali Cakung Lama terbagi dalam 17 Segmen dari Mulai Jl. Pegangsaan Dua (PT Jamafac) sampai dengan Pompa Bulak Cabe dengan total panjang saluran ± 8,75 Km (Sudah dikeruk ± 2,4 Km dan yang belum dikeruk ±6,35 km) yang sudah dimulai dari tahun 2024 dan ditargetkan selesai pada triwulan 2 (dua) Tahun 2027 .Pompa Bulak CabePembangunan Pompa dengan Kapasitas Pompa 3 x 8 m3/detik dan pompa lumpur 2 x 0.25 m/3 detik. Kegiatan Pembangunan Pompa untuk peningkatan Pompa Bulak Cabe guna menarik aliran Kali Cakung Lama menuju Cakung Drainagar muka air Kali Cakung Lama lebih cepat mengalir menuju Cakung Drain sehingga potensi genangan akibat luapan kali Cakung Lama dapat tertangani.
Go To Top