| No | Lokasi Pengamatan | Ketinggian Terakhir | Lokasi | Kab/Kota | DAS Polder | Selisih Waktu Dengan Saat ini | Ketinggian Hari Ini | Curah Hujan 1 Minggu | Curah Hujan 1 Bulan | Curah Hujan 1 Tahun |
|---|
Posko Banjir
Portal data
Sinarji
UP4
SIGA
Mobile App TMA
E-Monev
Penomoran Surat
SPP/SPM
Mail Merge
Sistem Mail Merge
Dinas Sumber Daya Air
Sistem Mail Merge
Suku Dinas Sumber Daya Air
Sistem Penomoran Surat
Dinas Sumber Daya Air
Sistem Penomoran Surat
Suku Dinas Sumber Daya Air
Kepala Dinas SDA DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum (tengah) pada sesi Innovation Talks Jakarta Innovation Days 2025 bertajuk Smart, Safe, Sustainable: How Tech Can Make Cities Climate-Ready, Kamis 23 Oktober 2025.
Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta berkomitmen melakukan pengendalian banjir berbasis data dan teknologi.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum pada sesi Innovation Talks Jakarta Innovation Days 2025 bertajuk Smart, Safe, Sustainable: How Tech Can Make Cities Climate-Ready, Kamis 23 Oktober 2025.
Dinas SDA saat ini tidak hanya berfokus pada pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur, tetapi juga mengedepankan aspek data dan teknologi dalam pengendalian banjir di Jakarta.
"Dinas SDA mulai tahun 2020 sampai 2021 kemarin, core project kita sudah muali ekspan lagi. Kita ga cuman sekadar bangun dan maintenance (infrastuktur)," ucap Ika Agustin Ningrum.
"Kami Dinas SDA sudah pakai AWLR (Automatic Water Level Recorder). Kita ada bebearapa AWLR yang automatic waterlevelnya bisa teman-teman lihat," lanjutnya.
AWLR merupakan alat otomatis untuk merekam dan memantau ketinggian muka air secara real-time. Alat ini mengirimkan data secara otomatis melalui telemetri ke server online sehingga ketinggian air dapat dipantau kapan saja dan di mana saja tanpa inspeksi manual.
Tak berhenti sampai di sana, sejak tahun 2024 Dinas SDA juga telah melakukan pengembangan pengendalian banjir melalui pemodelan yang dilakukan dengan Drone LiDAR (Light Detection and Ranging).
Drone LiDAR ini tidak hanya untuk pemetaan topografi, tetapi juga mampu memetakan aliran sungai dan kontur daratan secara detail, sehingga area rawan banjir bisa diprediksi lebih akurat.
“Mulai dari tahun 2024 kita mulai researchnya berkembang lagi. Bagaimana memodelkan LiDAR kami itu sudah update 2024.”
Dengan pengembangan teknologi yang sudah dilakukan, Dinas SDA tetap terbuka jika ada masyarakat hingga akademisi yang ingin berpartisipasi dalam pengendalian banjir berbasis data.
“Ada core value lagi bagaimana Dinas SDA ini bisa berkolaborasi melalui penelitian dan kolaborasi dengan teman-teman yang memiliki komunitas. Kami sekarang cenderung ke open data.”
Terlebih lagi, lanjut Ika, Jakarta memiliki 13 sungai yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber riset bagi para peneliti untuk mengetahui daerah yang berpotensi terdampak banjir di masing-masing kanal tersebut.
“Silahkan teman-teman kalau mau mengajukan idenya kepada kami Pemprov DKI Jakarta.”
"Senang banget kalau dari akademisi, komunitas dan semuanya bisa berkolaborasi dengan Dinas SDA. Jadi perasaannya ga cuma ngerasain 'saya kebanjiran'. Tapi perasaannya 'apasih yang bisa kita kontribusikan ke Jakarta'."
Komentar