No | Lokasi Pengamatan | Ketinggian Terakhir | Lokasi | Kab/Kota | DAS Polder | Selisih Waktu Dengan Saat ini | Ketinggian Hari Ini | Curah Hujan 1 Minggu | Curah Hujan 1 Bulan | Curah Hujan 1 Tahun |
---|
Ilustrasi Pengerukan. Sebuah alat berat melakukan pengerukan sedimen di Kali Ciliwung Segmen Pasar Baru, Jakarta Pusat.
Jakarta merupakan sebuah daerah pesisir di Pulau Jawa yang didominasi oleh dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 8 meter di atas permukaan laut (dpl). Beberapa wilayah di Jakarta bahkan lebih rendah, terutama di utara yang dekat pantai.
Provinsi terpadat di Indonesia ini juga dilewati 13 aliran sungai yang hulunya berada di Bogor, Jawa Barat.
Beragam faktor tersebut membuat Jakarta rentan dilanda banjir, baik yang disebabkan oleh curah hujan dan luapan kali, maupun yang dipicu oleh kenaikan air laut (Rob).
Mengantisipasi ancaman banjir yang bisa kapan saja melanda, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan berbagai upaya strategis.
Pemprov DKI melalui Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta optimalisasi pengoperasian dan pemeliharaan/perawatan sarana dan prasarana pengendali banjir seperti rumah pompa, pintu air, alat berat sehingga dapat bekerja secara maksimal saat kondisi pra banjir ataupun saat penanganan banjir.
Salah satu upaya pemeliharaan badan air dilakukan dengan melakukan pengerukan sedimen. Lantas, apa itu pengerukan? Mengapa sungai/kali maupun waduk/embung perlu dikeruk? Berikut penjelasannya.
Apa Itu Pengerukan?
Pengerukan sungai adalah proses untuk menghilangkan sedimen, lumpur, pasir, dan sampah yang mengendap di dasar atau tepian sungai. Pengerukan sungai penting untuk menghilangkan sedimen, sampah, dan polutan, memperlancar aliran air, mencegah banjir, serta menjaga kesehatan lingkungan dan ekosistem sungai.
Mengembalikan Kedalaman Sungai/Waduk
Sungai yang mengalirkan air dari hulu ke hilir tidak lepas dari proses alamiah yang disebut sedimentasi. Sedimentasi terjadi ketika lumpur, pasir, sampah, dan puing-puing lainnya terbawa oleh aliran air dan mengendap di dasar sungai, danau, atau kanal. Seiring berjalannya waktu, penumpukan sedimen yang berlebihan dapat menyebabkan sungai menjadi dangkal dan jalur airnya menyempit.
Akibatnya, beberapa masalah muncul. Salah satunya adalah sungai menjadi dangkal dan terhambatnya aliran air, yang pada gilirannya dapat menyebabkan penurunan volume dan debit air. Hal ini sangat berbahaya, terutama ketika musim hujan datang.
Hujan yang turun terus-menerus dapat mengirimkan volume air yang besar, tetapi sungai yang dangkal tidak memiliki kapasitas untuk menampung air tersebut. Apalagi, jika sungai dipenuhi sampah, sampah-sampah tersebut dapat tenggelam atau menghalangi aliran air dan memperburuk keadaan.
Tanpa adanya pengerukan, aliran sungai bisa terhambat, dan akhirnya, banjir bisa terjadi. Banjir ini tentu akan membawa banyak kerugian, baik material maupun dampak sosial.
Tujuan Pengerukan
Pengerukan sungai ataupun waduk bertujuan untuk memperbesar kapasitas tampungan sungai dan memperlancar aliran air. Ketika sungai dikeruk, kedalamannya akan kembali seperti semula, memungkinkan air mengalir dengan lancar, bahkan saat volume air meningkat akibat hujan deras. Dengan demikian, risiko banjir dapat diminimalkan.
Sehingga, pengerukan sungai adalah langkah yang sangat penting dalam menjaga kelancaran aliran air, mencegah bencana banjir, serta melindungi lingkungan dari polusi dan kontaminasi.
Dengan mengeruk sungai, kita memastikan bahwa sungai dapat menampung air dengan kapasitas yang cukup, dan air dapat mengalir dengan lancar tanpa terhambat oleh sedimen atau sampah yang mengendap. Selain itu, pengerukan juga membantu menjaga kebersihan sungai dan meminimalkan dampak negatif terhadap ekosistem dan kesehatan manusia.
Komentar