No | Lokasi Pengamatan | Ketinggian Terakhir | Lokasi | Kab/Kota | DAS Polder | Selisih Waktu Dengan Saat ini | Ketinggian Hari Ini | Curah Hujan 1 Minggu | Curah Hujan 1 Bulan | Curah Hujan 1 Tahun |
---|
Pekerja Melakukan Perapihan Pile pada Konstruksi Tanggul Pengaman Pantai NCICD Segmen Ancol Seafront, Jakarta Utara, Rabu (30/4/2025).
Pembangunan tanggul pengaman pantai National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) Fase A terus berlanjut. NCICD atau Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) merupakan salah satu upaya untuk melindungi pesisir utara Jakarta dari ancaman banjir rob di yang terintegrasi dengan sistem pengendali banjir dan sistem polder sekaligus melakukan penataan kawasan atau pengembangan pesisir pantai Jakarta.
NCICD Fase A memiliki total trase sepanjang 38,9 km. Hingga 30 April 2025, tercatat sepanjang total 8,5 km tanggul pengaman pantai telah terealisasi dari total trase sepanjang 20,9 km. Sehingga terdapat 12,4 km tanggul masih terus dikerjakan pembangunannya.
Pelaksanaan pembangunan NCICD ini terbagi melalui Pemerintah Pusat oleh Kementerian PU dan Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air.
Khusus untuk Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta, pengerjaan difokuskan untuk Fase A, yang mana ini berfokus pada area pengaman pantai, garis pantai dan muara kali.
Setidaknya, ada 6 lokasi klaster pembangunan NCICD di bawah kewenangan Pemprov DKI Jakarta:
Sejauh ini sejumlah wilayah telah terbangun NCICD Fase A, di antaranya berada di Kali Kamal Muara, Kali Blencong, Muara Angke (Kali Adem), Muara Baru (Pantai Timur Muara Baru), dan Muara Angke (Pantai Muara Angke).
Pembangunan tanggul pantai sebagai bagian dari proyek National Capital Integrated Coastal Development Fase A yang bertujuan untuk mengatasi banjir rob di pesisir Jakarta ini diproyeksikan rampung pada 2030.
Sejarah NCICD
Sejarah pembangunan pembangunan tanggul NCICD ini dilatarbelakangi oleh kejadian banjir tahun 2007 di Jakarta. Pada November 2007, banjir yang terjadi adalah gelombang pasang melewati ketinggian tanggul di Muara Baru yang akhirnya melimpas ke berbagai lokasi dan menyebabkan genangan air sampai dengan ketinggian 1,5 meter dan bertahan selama beberapa hari.
Para peneliti juga menyebutkan bahwa wilayah Jakarta Utara mengalami penurunan muka tanah sekitar 7,5 cm per tahun. Bahkan di beberapa lokasi, penurunan muka tanah ini bisa mencapai 17 cm per tahun yang membuat lokasi tersebut berada di bawah permukaan laut.
Sementara wilayah Pesisir Jakarta merupakan lokasi yang sangat penting dalam mendukung kegiatan perekonomian dimana di lokasi tersebut terdapat kawasan perikanan, wisata, permukiman, dermaga pelabuhan, akses transportasi juga terdapat beberapa aset vital pembangkit listrik, hingga kawasan mangrove.
Pada tahun 2008, tanggul tersebut telah diperkuat dan dipertinggi. Namun, karena terjadi penurunan muka tanah, tanggul ini kembali berada di level rendah dan rentan terhadap ancaman banjir.
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Belanda bekerja sama untuk mencegah dan mengurangi risiko banjir di Jakarta yang membuahkan studi Jakarta Coastal Defense Strategy (JCDS) atau Strategi Pertahanan Pesisir Pantai pada tahun 2011.
Kemudian Pemerintah Pusat melakukan pembaharuan konsep pengamanan dan pengembangan pesisir Jakarta dengan membuat Masterplan Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) pada tahun 2014 dengan konsep pentahapan NCICD Fase A (tanggul Pantai dan Muara Sungai), Fase B (Tanggul Laut sisi barat), dan Fase C (Tanggul Laut sisi Timur).
Pada 2015, Pemerintah Pusat melalui BBWSCC Kementerian PUPR membuat perencanaan Detail Tanggul NCICD Fase A untuk seluruh Lokasi garis Pantai dan Muara Sungai dan kemudian selanjutnya bekerja sama dengan Pemda DKI untuk mulai melakukan Pembangunan Tanggul NCICD Fase A pada lokasi-lokasi kritis di pesisir utara Jakarta.
Konsep NCICD kemudian terus diperbaharui selama beberapa tahun sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Provinsi Jakarta dengan update perencanaan terbaru tercantum pada Integrated Flood Safety Plan pada tahun 2019.
Komentar